26 Juli 2009

Cici Panda Ingin Seumur Hidup Ngoceh di Radio

Pembawa acara 'Termehek-mehek', Cici Panda sudah 7 tahun menjadi penyiar radio. Cici mengaku, 'ngoceh' di radio sudah menjadi keasyikan tersendiri. Ia berharap selamanya bisa jadi peyiar radio.

"Pengen selamanya jadi penyiar radio. Ini udah 7 tahun. Kalau mau tinggalin belum bisa karena udah jadi passion," kata Cici saat berbincang dengan detikhot di Mall Grage, Cirebon, Sabtu (25/7/2009).

Menjadi penyiar radio membuat Cici merasa dekat dengan pendengarnya. Cici mengaku paling bisa jadi diri sendiri saat berada di balik mic.

"Di dunia radio, loe bisa jadi diri loe sendiri. Bisa deket dengan pendengar karena bisa curhat ma pendengar. Begitu sebaliknya, bisa mengekspresikan diri gue secara jujur," ujarnya.

Nama Cici terus melambung saat dirinya menjadi pembawa acara 'Termehek-mehek'. Bahkan julukan baru ia sandang, yaitu 'Ratu Reality Show'.

"Sebenarnya passion gue ke talk show. Karena gue udah dicap sebagai 'ratu reality show'," jelas Cici. (detik.com)

Read More ..

25 Juli 2009

Undangan dari Boy Hamidi

Dear All,

Melihat pentingnya pengetahuan kita sebagai orang radio menjelang pemberlakukan DAB, Radionet berniat mengadakan seminar kecil bagi para Radio Partner kami.

Penting diikuti para pemilik, dirtektur, kepala teknisi atau programmer radio.

Sengaja kami pilihkan para pembicara dari pihak pemerintah (Depkominfo), BPPT hingga Teknisi Radio agar aspek pembahasannya lengkap/integratif.
Acara diadakan di Jakarta, 4 Agustus 2009. Ada sedikit biaya untuk perbanyakan makalah dan makan siang.

Mungkin ada teman-teman FDR yang berminat. Saya sampaikan infonya seperti di bawah.
Silakan hubungi Rizma di 021-7228248. atau email rizma@radionet.co.id untuk pemesanan tempat.

Semoga info ini bermanfaat.

Tks.

Salam semangat!

Wassalam
boy

Read More ..

23 Juli 2009

Peneror Bom Radio 99ers Minta Rp 800 Juta

Peneror Radio 99ers Bandung sempat mengajukan dua kali tuntutan uang. Pertama melalui surat sebesar Rp 4.400.000, selanjutnya sebesar Rp 800 juta.

Peneror yang diperkirakan dua orang, meminta uang Rp 4,4 juta melalui surat yang diantarkan langsung ke resepsionis pada pukul 16.30 WIB, Kamis (23/7/2009).

Seorang karyawan 99ers bernama Sarah menuturkan, dalam suratnya si peneror meminta uang tersebut ditransfer. "Ada nomor rekeningnya," tutur Sarah.

Tuntutan berikutnya disampaikan peneror melalui telepon sekitar pukul 18.30 WIB. "Pukul 18.30 WIB peneror kembali menelepon dan langsung menanyakan apakah akan ikut permainan atau tidak. Kalau ikut permainan, mereka akan menaikkan jumlah yang diminta sebesar Rp 800 juta," tutur Sarah.

Hingga berita ini diturunkan, tim Gegana masih melakukan penyisiran di BRI Tower, Jalan Asia Afrika. Tidak hanya di lantai 14 yang menjadi kantor 99ers yang disisir, tetapi juga lantai satu. Namun selain kedua lantai tersebut tidak diperiksa. (detik.com)

Read More ..

Radio 99ers Diancam Bom

Ledakan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta pada Jum'at 17 Juli 2009 lalu, diikuti dengan upaya jahil orang-orang tak bertanggungjawab dengan mengirimkan ancaman keberbagai tempat, seperti perkantoran, instansi pemerintah, hotel, mal hingga station radio. Kali ini yang terkena ancaman bom adalah sebuah station radio di Bandung, yaitu kantor Radio 99ers (Ninetyniners) yang berada di Lantai 14, BRI Tower, Jalan Asia Afrika.

Salah seorang karyawan Radio 99ers bernama Sarah menuturkan, ancaman ini tidak seperti biasanya yang hanya menggunakan telepon. Peneror lebih dulu mengirimkan surat pada pukul 16.30 WIB, Kamis (23/7/2009).

Sarah mengatakan bahwa rekannya yang bertugas di front office menuturkan padanya bahwa ada dua laki-laki yang mengantarkan surat. Ketika ditanya untuk siapa saja, pengantar berkata, "untuk siapa saja".

Setelah ditanyakan beberapa kali tetap tidak dijawab, kedua pria yang diduga peneror tersebut langsung lari ke luar ruangan. Setelah kejadian ini, baru telepon teror datang.

"Jam 17.00 WIB tiba-tiba telepon dengan suara laki-laki, dan langsung mengatakan ada ancaman bom," kata Sarah.

Ancaman ini langsung dilaporkan dan direspon tim Gegana yang tiba di lokasi sekitar pukul 18.00 WIB. Hingga pukul 20.00 WIB, petugas masih melakukan penyisiran.

Read More ..

17 Juli 2009

Blog Dunia Radio turut berbelasungkawa kepada para keluarga korban ledakan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, yang terjadi pada hari Jum'at, 17 Juli 2009 pukul 07.47 sehingga menewaskan 9 orang dan melukai lebih dari 50 orang.

Semoga polisi berhasil mengungkap pelakunya dan menghukum seberat-beratnya.

Moderator Blog Dunia Radio

Read More ..

15 Juli 2009

Radio Yogya Gaungkan Gamelan untuk YGF

Sebanyak 16 radio di Yogyakarta akan menggaungkan suara gamelan secara bergantian selama penyelenggaraan Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) yakni, pada Kamis (16/7) besok, hingga sabtu (18/7).

Radio-radio itu, adalah Radio Rasia Lima, PTDI Medari, Mataram Buana Suara (MBS), Persatuan, Kota Perak, Yasika, Sonora, Esti Mada Cita ( EMC), Gema Cecya Dhaksinarga (GCD), Retjo Buntung, Andalan Muda, Geronimo, Prima Unisi, StarFM, dan Arma11.

Setiap radio akan memutar suara gamelan karya almarhum Sapto Rahardjo yang sudah digubah (di-mix elektronik) oleh Ari Wulu, putranya.

Dalam sehari, satu radio memutar lima kali, dengan durasi sekali putar 30 detik, ujar Sari Utami, Divisi Workshop, Publikasi, dan Dokumentasi YGF, Rabu (15/7).

Read More ..

14 Juli 2009

Disambut Baik Gagasan Kerjasama Radio Bulgaria dan RRI

Digagas kerjasama antara Bulgarian National Radio (BNR) dengan Radio Republik Indonesia (RRI). Kerjasama ini dinilai akan meningkatkan hubungan bilateral dan saling mengenal rakyat kedua negara.

Gagasan kerjasama BNR dengan RRI itu disampaikan Dubes RI di Sofia, Immanuel Robert Inkiriwang, saat berkunjung ke kantor radio nasional tersebut, 9/7/2009. Dirjen BNR Valeri Todorov, didampingi Direktur Kanal Hristo Botev, Pauliana Novakova, menyambut baik gagasan kerjasama ini.

Kepada Todorov, Inkiriwang menekankan arti penting kerjasama antara kedua radio nasional dalam rangka lebih meningkatkan kerjasama bilateral RI-Bulgaria, yang telah terjalin dengan baik selama 53 tahun.

"Kerjasama bilateral dapat lebih meningkat apabila rakyat kedua negara lebih saling mengenal. Dalam hal ini radio memainkan peranan vital untuk mendukung upaya lebih mengenalkan Indonesia kepada masyarakat Bulgaria," ujar Inkiriwang, didampingi staf, Ketua dan anggota Darma Wanita Persatuan.

Todorov juga menyetujui saran agar diadakan program penyiaran musik dan lagu-lagu traditional dan pop Indonesia selama 30 menit, demikian seperti dituturkan Sekretaris III Pensosbud Protkon Aditya Timoranto kepada detikcom malam ini.

Pada kunjungan itu Inkiriwang menerima permintaan mendadak untuk wawancara singkat mengenai perkembangan hubungan bilateral RI-Bulgaria. Ia menekankan bahwa hubungan baik yang telah terjalin selama 53 tahun perlu lebih ditingkatkan dengan memberikan prioritas kerjasama di bidang ekonomi, terutama perdagangan, investasi dan pariwisata.

Didirikan di 1930, radio nasional Bulgaria BNR ini merupakan media massa terbesar di negeri itu dengan 10 stasiun radio dan 3 kanal, terdiri dari 2 kanal nasional (Horizon, Hristo Botev) dan Radio Bulgaria dalam 11 bahasa asing (Bulgaria, Rusia, Inggris, Jerman, Perancis, Spanyol, Serbia, Yunani, Albania, Turki dan Arab).

BNR juga memiliki 7 programa regional di Plovdiv, Varna, Shumen, Stara Zagora, Blagoevgrad, Sofia dan Vidin. BNR mengudara di frekuensi SW, MW, serta FM dan jangkauan siarannya di Bulgaria mencapai 90%. Radio ini juga menaungi 4 kelompok musik yaitu symphony orchestra, mixed choir, children’s choir dan big band. (detik.com)

Read More ..

13 Juli 2009

ST12 Bangga Tenar Dari Radio Dangdut

Radio dangdut tak bisa dipisahkan dari kesuksesan ST12. Ketenaran ST12 justru berawal dari radio dangdut. Mereka mengaku bangga dan bersyukur dibesarkan oleh radio dangdut.

Awal karir ST12 menuju industri musik Indonesia akrab dengan penolakan-penolakan sejumlah radio umum di Jakarta. Penolakan itu dikarenakan genre musik Melayu yang diusung ST12. Pada waktu itu musik pop dan band rock merajai dan lebih digandrungi anak muda.

"Pertama kama kali lagu-lagu gue ditolak sama radio-radio besar karena segmented dengan lagu R&B, pop, dan rock. Bahkan katanya lagu-lagu ST12 ini masuk ke radio kalangan kelas bawah, radio dangdut," Kata Pepep, sang drummer saat detikhot temui di Museum Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Barat belum lama ini.

Menerima kenyataan lagu-lagu ST12 terus ditolak, Charlie cs pun merancang pemasaran sendiri. Alhasil album perdana 'Jalan Terbaik' mereka dipasarkan secara indie. Pepep yang lebih lama berkecimpung di dunia musik pun mencari pendengar musik Melayu.

"Akhirnya kita masukan ke radio dangdut pinggiran dengan pendengar menengah ke bawah," lanjut drummer itu.

Setelah lagu-lagunya dimasukkan ke radio dangdut, ST12 langsung naik. Charlie cs ternyata salah kaprah memandang radio dangdut sebagai radio minoritas. "Ternyata radio dangdut itu sampai saat ini menjadi radio no.1 dibanding radio-radio lain. Itulah radio nomor satu di Jakarta," jelasnya. (detik.com)

Read More ..

07 Juli 2009

Artikel Radio Elshinta di Majalah SWA

Radio Elshinta: Melesat di Tengah Kepungan Pesaing
Kamis, 05 Maret 2009
Oleh : Moh. Husni Mubarak dan Henni T. Soelaeman

Elshinta mampu meraup lebih dari 2 juta pendengar. Pemasang iklan pun rela antre sampai berbulan-bulan. Bagaimana stasiun radio yang berumur 41 tahun ini menerapkan horizontal business?

“Tolong, lampu merah di perempatan Rawasari dengan Jalan Ahmad Yani tidak berfungsi, menyebabkan kemacetan.” Begitu Priyo melaporkan kepada Elshinta pada Selasa, 24 Februari, pukul 08.22 WIB. Priyo bukan reporter Elshinta. Ia pendengar Elshinta yang atas inisiatifnya sendiri melaporkan kejadian yang dilihat, dialami atau diketahuinya.

Begitu pula yang dilakukan Umar Marasabessy. Di lingkungan tempat tinggalnya di Bekasi, Umar dikenal sebagai pegiat di sebuah lembaga swadaya masyarakat. Pria berusia 56 tahun ini kerap melaporkan berbagai peristiwa yang dialami dan dilihatnya kepada Elshinta meski ia bukan wartawan radio tersebut. Ia mengaku tidak dibayar sepeser pun atas sumbangsihnya memberikan berbagai laporan. "Saya tertarik menjadi bagian dari Radio Elshinta tidak hanya karena hobi mendengarkan radio, tetapi karena peduli pada keadaan sosial," ungkapnya seraya menambahkan, ada kepuasan tersendiri menjadi bagian dari Elshinta. "Saya merasa bangga karena ternyata banyak orang yang mengenal saya setelah suara saya sering muncul di radio," ujarnya.

Di Indonesia, ada 1.300 stasiun radio -- sekitar 800 yang resmi -- yang tentunya memperebutkan hal yang sama: loyalitas pendengar. Caranya bermacam-macam, mulai dari menyajikan program lagu-lagu dari penyanyi Indonesia, top 40, siaran musik indie, tembang kenangan, dangdut, sampai wayang kulit. Nah, ketika hampir semua stasiun radio menawarkan aneka hiburan dengan genre tertentu, Elshinta justru tidak sekalipun memutar lagu selama 24 jam siaran. Radio yang mengudara di 90,0 Mhz ini menjadi satu-satunya stasiun yang khusus memberi berita dan informasi. Bahkan, Elshinta menggaet para pendengar untuk menyampaikan keluhan dan informasi tentang berbagai hal, dari kriminal hingga kerusakan jalan, langsung on air. Tak pelak, dialog interaktif ini disambut antusias oleh masyarakat.

Strategi ini ternyata berbuah manis. Stasiun radio dengan slogan citra “Elshinta News and Talk” ini mampu bertengger di rating 4 (nondangdut) dengan meraup 2,09 juta pendengar. Alhasil, pemasang iklan rela antre sampai berbulan-bulan untuk mendapat jatah slot siar. Bahkan, ada produsen yang memasang iklan untuk lima tahun.

Menurut Iwan Haryono, COO & Chief Editor Elshinta, keterlibatan pendengar dilakukan sejak format radio ini berubah. Sebelumnya, stasiun radio yang berdiri pada 1968 ini mengusung musik jazz. Momen kerusuhan Mei 1998 menjadi titik tolak radio ini mengarah ke radio berita, hingga resmi memosisikan diri sebagai satu-satunya radio yang khusus menyajikan berita dan informasi selama 24 jam. Iwan menjelaskan, ketika itu istilah yang digunakan bukan strategi horizontal business, melainkan citizen journalism, yang mengadopsi keterlibatan masyarakat untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat lainnya. "Radio di sini hanya sebagai mediumnya karena konsep ini dapat dilakukan oleh apa pun jenis medianya, sesuai dengan kekuatan dan kelemahan media itu sendiri," katanya.

Dengan citizen journalism ini, Elshinta memberikan kesempatan kepada seluruh pendengarnya untuk menjadi reporternya sekaligus. Awalnya, 1-2 orang mengudara di radio melaporkan hal-hal simpel, seperti kemacetan lalu-lintas, jalan berlubang, listrik PLN mati, air PAM mati, sambungan telepon rusak, yang kesemuanya hampir sebatas apa yang mengganggu kenyamanan mereka, sang pelapor. Setelah setiap apa yang dilaporkan pendengar on air di Elshinta mendapat perhatian dan jawaban nyata dari pihak yang berkompeten, tak pelak acara yang bertajuk Info dari Anda ini makin meluas, bukan sebatas info yang menyangkut kepentingan pribadi. Bobotnya mulai meningkat menjadi info kebakaran, orang bunuh diri, kereta tabrakan, banjir, longsor, dll. dengan nilai berita yang tinggi. "Uniknya, pelapor bukan melulu warga sekitar. Mereka kadang orang yang hanya lewat di wilayah itu, memberhentikan kendaraannya, melihat, lalu menelepon Elshinta untuk melaporkannya secara langsung. Bahkan, kadang ikut melakukan investigasi terhadap peristiwa tersebut," papar Iwan.

Antusiasme masyarakat makin tinggi begitu merasakan dampak secara nyata apabila memberikan informasi kepada Elshinta. Karena, info tersebut diteruskan ke pihak-pihak terkait. Justru instansi tersebutlah yang kemudian repot. Positifnya, Elshinta melihat kinerja instansi pemerintah pusat ataupun daerah menunjukkan kepedulian karena mereka seperti telah menerapkan prinsip customer satisfaction oriented. "Kepada instansi tersebut pun, kami selalu memberikan penghargaan setiap tahunnya bersamaan dengan penghargaan kepada para pendengar," ujarnya.

Info dari Anda disiarkan sewaktu-waktu berdasarkan laporan yang masuk dari pendengar, tanpa melihat jadwal acara. Karena, selama 24 jam hanya ada acara Elshinta News and Talk yang merupakan jembatan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi aktual, baik itu dari pendengar, reporter Elshinta sendiri maupun dari mitra kerja Elshinta selama ini. Meskipun dalam memberikan informasi merupakan inisiatif pendengar sendiri, Elshinta tetap mengelolanya dengan penuh perhatian. Mulai dari pelayanan bagi yang memberikan laporan, pendataan agar memudahkan penerimaan laporan bagi pendengar yang telah memberikan laporan sebelumnya hingga pemberian apresiasi bagi para pendengar yang melaporkan informasi dengan kriteria tertentu.

Setiap tahun radio Elshinta memberikan penghargaan We Listen Award yang bertepatan dengan hari jadi Elshinta, 14 Februari. "Sebuah penghargaan yang menunjukkan bahwa Elshinta bukan hanya untuk didengar, tetapi juga mendengarkan apa keinginan, masukan, kritik, saran hingga informasi yang mereka sampaikan, setiap saat," kata Iwan. Pada acara itulah, terasa kebersamaan dan keakraban antarsesama pendengar, yang jauh lebih berharga daripada selembar kartu tanda anggota. "Mereka memberikan masukan kepada para penyiar, kepada dewan redaksi. Begitu pula kami, memberikan 'laporan' kepada mereka, para pendengar yang kami anggap bos kami yang nomor satu."

Komunitas pendengar Elshinta belum pernah dibuat secara resmi, dalam artian menerbitkan kartu anggota atau kumpul-kumpul rutin. Meskipun begitu, Elshinta memberikan wadah yang sesuai dengan minat mereka. Bagi yang senang menjadi reporter, terbuka setiap saat untuk masuk di dalam program Info dari Anda. Yang punya hobi interaksi dan berkomentar terhadap permasalahan aktual saat ini diwadahi dalam acara Diskusi Interaktif dan Komisi Anda (Komentar-Opini-Solusi Anda) yang disiarkan mulai pukul 23.00 hingga 05.00. Mereka memang diundang untuk berinteraksi atau berbicara on air secara langsung dengan narasumber (presiden, menteri, anggota DPR, pejabat, dll.) yang tentunya merupakan kesempatan langka. "Ini yang membuat mereka tertarik untuk berinteraksi," ujar Iwan. Pendengar juga diajak terlibat sebagai voluntir atau pengawas pada kegiatan Elshinta Peduli Kemanusiaan. Mereka bisa melihat langsung, kepada siapa bantuan yang mereka donasikan itu diberikan. "Kepercayaan ini membuat sumbangan kepada program Elshinta Peduli terus mengalir walaupun tidak lagi diiklankan."

Melalui mata acara yang selalu muncul sebagai bagian dari program Elshinta News and Talk, otomatis komunitas tersebut terbentuk dengan sendirinya. "Di bisnis ritel, pembeli adalah raja. Begitu juga bagi kami di Elshinta, memberikan kepuasan kepada para pendengar adalah kewajiban utama kami," tutur Iwan. Implementasinya, dengan mendengarkan apa yang mereka sampaikan, baik melalui telepon, SMS, faks maupun surat elektronik. Elshinta kemudian mencatat, mendata dan membahasnya dalam rapat redaksi setiap minggu, khusus untuk masukan pendengar tersebut. "Sangat terasa bahwa posisi pendengar bukan lagi sejajar, tapi kami menempatkan mereka jauh lebih tinggi dari posisi kami. Saya sering mengatakan, merekalah bos yang dengan sangat mudah memecat kami. Karena, tidak ada pendengar sama dengan tidak ada iklan. Pemasang iklan baru akan datang setelah terbukti radio kami ada yang mendengarkan."

Kesadaran itu mewajibkan setiap jajaran redaksi atau programming kreatif dalam memilih, memilah, menentukan hingga mengemas materi yang akan disiarkan. "Karena pendengar mudah jenuh dan bosan," kata Iwan. Keuntungannya, karena para pendengar atau konsumen biasanya sangat dekat dan akrab, sedikit saja ada hal yang membuat mereka kurang nyaman, biasanya mereka langsung menyampaikannya. "Berbeda jika konsumen memiliki jarak dengan si produsen, mereka biasanya masa bodoh," katanya lagi.

Selama 24 jam sehari, sesungguhnya Elshinta News and Talk yang memuat beberapa mata acara telah disesuaikan dengan prinsip horizontal business, kecuali pada beberapa mata acara seperti Commercial Talk Show yang menghadirkan pembicara dari pemasang iklan. Atau juga terhadap program-program yang disesuaikan dengan tema-tema hari tertentu, seperti Hari Anak, Hari Ibu dan Hari AIDS se-Dunia, yang dianggap perlu diangkat untuk memberikan informasi terkini yang belum diketahui para pendengar. "Meskipun begitu, tetap memberikan kesempatan para pendengar untuk berinteraksi dengan narasumber," ungkap Iwan.

Jika di tengah siaran (dari mata acara yang telah dirancang sekalipun) ada informasi penting yang masuk dari pendengar tentang suatu kejadian (dan memenuhi kreteria tertentu), acara yang sedang berjalan itu pun dapat dihentikan seketika. "Bahkan, kami batalkan jika belum mulai mengudara. Banyak klien kami yang sudah paham dengan visi program tersebut, sehingga pemasang iklan dapat maklum apabila harus mengalah dulu untuk tidak mengudara pada saat itu. Ini menunjukkan bahwa vertical business adalah nomor dua di Elshinta," tutur Iwan.

Keterlibatan aktif pendengar juga lebih mengefisienkan proses produksi. Sebagai stasiun radio yang bisa didengar di seantero wilayah Indonesia karena berafiliasi dengan jaringan radio di berbagai daerah -- sekitar 60 mitra stasiun radio yang merilai siaran Elshinta – di setiap daerah, bahkan yang terpencil, Elshinta tidak memerlukan reporter khusus karena pendengar berperan sebagai penyiar kontributor. Iwan mengatakan, dari data terakhir, ada sekitar 150 ribu responden yang tercatat aktif sebagai kontributor Elshinta.

Menurut Iwan, tidak ada upaya khusus untuk membuat pendengar aktif berkontribusi karena hal ini atas kemauan mereka sendiri. Meskipun begitu, tiap tahun Elshinta selalu memberikan penghargaan kepada para pendengar yang paling banyak mengirimkan informasi, baik melalui telepon maupun SMS. Selain itu, ada juga penghargaan yang diberikan atas dasar kualitas berita, seperti ditemukannya potongan tubuh yang merupakan bagian kasus Ryan. "Siapa saja boleh, mereka loyal bukan karena diiming-imingi. Mereka senang memberikan informasi kepada sesama pendengar lain yang manfaatnya juga buat masyarakat," katanya.

Penerapan horizontal business ini, menurut Iwan, berdampak positif terhadap rating iklan. Elshinta selalu masuk dalam top ten list yang dikeluarkan AC Nielsen tiap empat bulan. Ini merupakan prestasi luar biasa karena berarti Elshinta bisa bersaing dengan radio-radio dangdut yang rating-nya juga tinggi. Iwan menuturkan, meskipun harga iklan di Elshinta dibanding radio lain termasuk cukup mahal, selalu ada waiting list pemasang iklan di radio ini. Pertumbuhannya rata-rata 10% per tahun, bahkan pada 2008 perolehan iklan mencapai Rp 20 miliar. "Itu semua karena dihargai oleh pemasang iklan. Ini bukan karena kuantitas saja tetapi kualitas pendengar Elshinta, orang-orang terdidik yang suka berita dan berdiskusi, selalu ingin tahu," ungkap Iwan.

Sementara itu, menurut Yohanes Yudistira, Direktur Utama Radio Sonora, kekuatan radio terletak pada tingkat kecepatan dan aktualitasnya. Radio dengan cepat dapat menyajikan gejala dari situasi lebih serius yang akan muncul, perkembangan situasi hingga akibat serta respons yang muncul dari peristiwa yang terjadi. Menurutnya, pihaknya pun menerapkan horizontal business agar lebih efisien karena dengan SDM-nya yang sangat terbatas, Sonora tidak mungkin menjangkau berbagai sudut Ibu Kota. "Peran paling besar dalam suplai pemberitaan peristiwa yang terjadi adalah dari masyarakat, karena merekalah yang langsung mengalami, menghadapi, melihat dan mendengar," katanya.

Sifat radio yang sangat praktis baik dari sisi penyajian, penerimaan maupun kemudahan pendengar untuk terlibat ini membuat radio menjadi personal sekaligus komunal. Radio juga menjadi sarana bagi pendengar untuk menyuarakan persoalan yang mereka hadapi sehari-hari, bahkan interaksi langsung dapat terjadi, baik antarpendengar maupun dengan para pejabat berwenang. Interaksi ini dapat diciptakan oleh radio dengan sangat cepat. Menurut Yohanes, saat ini telah terjadi perubahan metode bisnis dari vertikal ke horizontal. Value yang diterima masyarakat, baik sebagai penerima informasi maupun pemberi informasi, dengan sendirinya sudah menjadi tali pengikat bagi mereka untuk tetap loyal, tetap berperan.

Menurut Yohanes pula, strategi horizontal business yang sudah mulai banyak diterapkan stasiun radio tentu membuat persaingan makin seru. Toh, di matanya, setiap stasiun radio memiliki segmen masing-masing. Sonora sendiri target pasarnya kelas A dan B. "Dengan persaingan seperti ini, kami tetap optimistis dengan target market kami."

Sementara di mata Yoris Sebastian, CCO OMG Creative Consulting, penerapan horizontal business di beberapa perusahaan Indonesia belum maksimal. Ia melihat, Gen FM juga telah menggunakan pendengarnya untuk menentukan bagaimana acara yang akan disajikan, misalnya melalui focus group discussion (FGD). "Bagusnya memang merancang program dari pendengar. Misalnya, tanya kepada pendengar, kalau sore-sore suka program apa," ujarnya.

Yoris pun melihat, Elshinta menggunakan format siarannya berdasarkan masukan pendengar. Pendengar bisa ikut interaktif lewat acara dialog khusus, bahkan bisa menjadi penyiar dengan melaporkan suatu kejadian. Namun, menurutnya, sekarang seharusnya pendengar tidak hanya terlibat menjadi penyiar freelance karena ini sudah dilakukan sejak dulu. Dalam pandangannya, konsep horizontal yang bagus melibatkan pendengar dalam banyak hal, dari menjadi penyiar atau program director hingga pemasarannya. "Sangat mungkin membuat sebuah radio bersama pendengar," katanya.***

Riset: Sarah Ratna Herni
URL : http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1&id=8856

Read More ..

02 Juli 2009

Karyawan dan Karyawati RRI Jayapura Demo

Puluhan karyawan dan karyawati Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) yang tergabung dalam Forum Karyawan-Karyawati LPP-RRI Jayapura menggelar aksi demo, Rabu lalu.

Demo yang digelar di halaman Stasiun RRI Tasangkapura, dipicu oleh adanya pelantikan Kepala LPP-RRI Jayapura Drs. Giyoto, MM, menggantikan pejabat lama David Alex Siahainenia di Jakarta.

Dalam aksinya para karyawan/i tersebut membawa sejumlah pamflet yang isinya antara lain 'Menolak dengan tegas pejabat yang baru dilantik di Jakarta, AN Giyoto, Kami menolak dengan tegas pejabat di luar Papua, Apabila tuntutan ini tidak dihraukan maka kami akan mogok kerjaĆ­, Direksi dalam menentukan kebijakan tidak mengacu pada amanat undang-undang Otsus, Saatnya orang Papua diberdayakan.'

Ketua Forum Karyawan/karyawati LPP-RRI Jayapura Engel Silubun mengatakan, aksi demo yang mereka lakukan merupukan akumulasi kekecewaan dari sejumlah kebijakan pusat yang dinilai tidak memihak orang Papua.

"Ini merupakan akumulasi dari beberapa kejadian yang sebelumnya, dimana banyak kebijakan yang salah dari Jakarta yang tidak memihak kepada Orang Papua," ungkapnya kepada wartawan, setelah aksi demo.

Ia mencontohkan, dari 9 stasiun RRI yang ada di Papua, hanya 2 stasiun yang dipimpin orang Papua dan sisanya ditunjuk dari Jakarta. "Dimanakah proses keadilan dan peluang orang Papua bisa berkembang serta memimpin di tanahnya sendiri," lanjutnya.

Sebelum pergantian kepala LPP-RRI Jayapura, menurut Engel, sempat bergulir 2 nama dari Papua yang diprediksikan mengisi jabatan tersebut. Namun kenyataannya, pejabat yang ditunjuk bukan berasal dari Papua. "Kami menolak pelantikan tersebut. Ini menandakan tidak adanya pengkaderan yang baik dari jakarta terhadap orang asli Papua," tegasnya.

Terkait hal itu, para karyawan/i menurut Engel, mengancam akan melakukan aksi mogok, apabila aspirasi mereka tidak mendapat tanggapan dari pusat. "Kami berikan waktu 1 minggu untuk memberikan jawaban jika tidak kami akan menghentikan semua pelayanan," tegasnya.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala LPP-RRI Jayapura, Drs. Agus Panis, yang juga Kabid Tata Usaha saat menerima aspirasi para karyawan, berjanji akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada Kepala LPP-RRI Jayapura yang baru. Namun para karyawan/i meminta agar aspirasi tersebut disampaikan ke direksi di Jakarta. (Cenderawasih Post)

Read More ..