29 September 2010

KPID Jatim Ingatkan Radio Swasta untuk Patuhi Wilayah Jangkauan Siaran

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur tidak diam menyikapi kemungkinan adanya radio swasta yang melanggar wilayah jangkauan siaran (coverage area). Stasiun radio yang memiliki power besar pun sudah diingatkan.

"Jangan sampai mengganggu frekwensi radio lain, itu sudah saya ingatkan ke lembaga penyiaran radio yang power besar. Karena kami mendapat masukan banyak tentang daya pancarnya melebihi wilayah jangkauan siarannya," kata Ketua KPID Jawa Timur, Fajar Arifianto saat dihubungi detiksurabaya.com, Senin (27/9/2010).

Menurut ketua yang terpilih untuk keduakalinya itu, radio swasta memiliki wilayah layanan siaran dan wilayah jangkauan siaran/coverage area." Radio ketika masih memancar di area yang ditentukan itu yang mendapat proteksi dari Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Kelas II Surabaya. Jika ada radio yang melanggar, maka bukan lagi kewenangan KPID untuk menindaknya.

"Itu kewenanganan balmon, dia yang mengawasi dan menertibkan radio yang melanggar," kata Fajar. Dosen salah satu kampus komunikasi itu mencontohkan pelanggaran wilayah jangkauan siaran adalah apabila ada radio yang dipancarkan dari Lamongan tetapi siarannya bisa ditangkap di Jember.

"Itu contoh saja. Kalau dia beralasan punya ripiter maka itu kewenangan Balmon yang mengizinkan. Tetapi izinnya apakah teknis atau harus berbadan usaha saya tidak tahu," terangnya.

Sebelumnya, Balai Monitoring (Balmon) Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Kelas II Surabaya menyatakan stasiun radio dan televisi di Kota Pahlawan sudah tertib dan tidak terjadi pelanggaran coverage," kata kata Kepala Balmon, Purwoko kepada wartawan, Senin (27/9/2010).

Selain itu, Purwoko juga menyebutkan jika ditemukan ada radio yang bisa siaran di luar coverage yang ditentukan menurutnya sah asal mengantongi izin pengulang atau ripiter di daerah yang menerima siarannya. (Detik.com)

Read More ..

14 September 2010

Dunia radio Melongok IBC di Amsterdam, Belanda

International Brodcasting Convention (IBC) setiap tahun diadakan di RAI Amsterdam. Kali ini IBC digelar pada tgl. 11 September 2010. Tempat yang cukup luas bagi kami dari Blog Dunia Radio untuk menjelajah berbagai booth yang jumlahnya ratusan. Sungguh perhelatan yang besar bagi dunia penyiaran, karena bukan hanya berbagai peralatan radio tercanggih yang dipamerkan tetapi juga berbagai software dan hardware televisi, online, editing media baru dan lain-lain.

Blog Dunia Radio melihat langsung event tersebut ditengah suhu Amsterdam yang dinginnya sekitar 15*C yang diselingin hujan dan angin yang cukup kencang.

Karena kami bukan penyelenggara penyiaran, maka kunjungan kami kesana hanya untuk melihat langsung kemnajuan teknologi yang terbaru dibidang penyiaran radio. Yang kami bawa pulang bukanlah kontrak pembelian alat, tetapi buku-buku dan majalah gratis yang banyak dibagikan disana. Suatu saat kalau lagi senggang akan kami turunkan tulisan tentang satu dua buku yang kami bawa. Sekian dulu laporan kami dari event IBC di RAI, Amterdam, Belanda.

Read More ..

02 September 2010

Radio Komunitas di Perbatasan Papua Nugini Beroperasi

Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Parni Hadi meresmikan mengoperasikan stasiun radio komunitas di Skouw-Wutung perbatasan Indonesia dan Papua Nugini pada Rabu (1/9). "Keberadaan radio di perbatasan ini adalah salah satu bentuk kepedulian pemerintah untuk mengkomunikasikan berbagai perkembangan di daerah seperti aspirasi ataupun berita tentang potensi daerah dan sebaliknya. Dengan kata lain radio ini sebagai komunikasi dua arah," katanya di perbatasan Skouw-Wutung, Jayapura, Papua, Kamis.

Pengoperasian radio tersebut, kata dia, sebagai salah satu bentuk kepedulian pembangunan di daerah perbatasan.

Radio komunitas yang terletak lebih kurang 700 meter dari batas negara tetangga Papua Nugini tersebut mengudara dengan mekanisme siaran 24 jam, di mana delapan jam siaran lokal dan sisanya dari RRI pusat.

"Siarannya akan diatur dengan baik dan menggunakan tenaga reporter dari TNI yang bertugas di perbatasan dan pemuda setempat yang memenuhi syarat serta dikoordinir staf dari RRI," katanya.

Parni juga mengunggkapkan bahwa radio komunitas tersebut dapat menjangkau hingga ke pelosok daerah pedalaman Provinsi Papua, dan dapat didengarkan hingga di luar negeri.

"Selain kami di pusat dapat mendengarkan radio perbatasan ini, di luar negeri juga demikian," katanya.

Sementara itu, Panglima Kodam XVII/Cenderawsih Mayjen TNI Hotma Marbun yang turut hadir dan menyaksikan secara langsung peresmian radio komunitas di Skouw-Wutung mengatakan bahwa ia bersama seluruh jajarannya mengucapkan selamat atas peresmian stasiun produksi RRI di wilayah perbatasan, yang merupakan salah satu radio yang ada di perbatasan RI-Papua Nugini.

Selain itu, Marbun juga mengatakan radio komunitas ini akan menjadi garda terdepan dalam memberitakan informasi yang baik dan benar kepada masyarakat sekitar perbatasan serta menjadi alat komunikasi personelnya.

"Dengan adanya radio ini, masyarakat dapat mendengarkan berbagai informasi di daerah sendiri dan informasi dari pemerintah pusat serta menjadi alat hiburan dan penerangan bagi personel TNI," katanya.

Peresmian radio di Skouw-Wutung perbatasan RI-Papua Nugini, selain dihadiri oleh Pangdam XVII/Cenderawasih dan jajarannya juga dihadiri oleh Wakapolda Papua, tokoh agama, adat, perempuan, pemuda, masyarakat setempat, serta masyarakat.

Radio komunitas yang terletak di Skouw-Wutung perbatasan RI-Papua Nugini tersebut adalah salah satu dari tiga radio yang ada di Provinsi Papua. (Antara)

Read More ..