23 Agustus 2008

Depkominfo Stop Izin TV dan Radio Baru

Pemerintah melalui Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) akan menerbitkan surat edaran tentang penghentian sementara (moratorium) permohonan izin bagi televisi dan radio di daerah-daerah padat, sebelum diberlakukannya penyiaran digital. Direktur Kelembagaan Komunikasi Pemerintah Daerah Depkominfo Bambang Subijantoro mengemukakan hal itu dalam acara Koordinasi dan Kerjasama Komunitas Kominfo Dalam Rangka Tertib Perizinan Lembaga Penyiaran di Daerah di Surabaya, Kamis (22/8).

''Kebijakan tersebut diambil Depkominfo karena banyaknya jumlah pemohon dan secara riil karena ketersediaan kanal frekuensi di daerah-daerah padat yang sesungguhnya sangat terbatas,'' katanya. Hingga saat ini ada 2.425 permohonan IPP (Izin Penyelenggaraan dan Penyiaran) yang terdiri dari 2.167 permohonan IPP radio dan 258 permohonan IPP televisi.
Seban yak 2.167 permohonan IPP radio terdiri dari 109 permohonan LPP (Lembaga Penyiaran Publik), 1.707 LPS (lembaga Penyiaran Swasta), 351 LPK (Lembaga Penyiaran Komunitas).
Sed angkan 258 permohonan IPP televisi terdiri dari 12 LPP, 179 LPS, 13 LPK dan 54 permohonan Lembaga Penyiaran Berbayar (LPB).

Bambang mengatakan, penggunaan teknologi penyiaran digital dapat menanggulangi kekurangan kanal frekuensi saat ini yang masih menggunakan teknologi penyiaran analog. ''Dalam industri penyiaran digital akan dipisahkan antara network provider (penyedia jaringan) dan content provider (penyedia konten),'' ujarnya. Dengan pembedaan tersebut dimungkinkan dalam penyelenggaraan penyedia jaringan yang jumlahnya tidak banyak namun membutuhkan investasi yang besar, dan bisa dilakukan oleh konsorsium.

Pemerintah telah menetapkan penggunaan standar TV digital yaitu DVB-T (Digital Video Broadcast Terestrial), sementara standar untuk radio digital masih dalam pengkajian.
Depkominfo juga telah menyelesaikan pemetaan kanal frekuensi untuk penyelenggaraan TV siaran digital terestrial, baik untuk penerimaan TV ''free to air'' maupun TV siaran digital bergerak (mobile TV).

Alokasi kanal frekuensi untuk layanan TV digital penerimaan tetap ''free to air'' DVB-T di Indonesia pada band IV dan band V UHF yaitu pada kanal 28 sampai 45 (total 18 kanal).
''Di tiap wilayah layanan dijatah 6 kanal, dimana satu kanal dapat diisi sejumlah 6 sampai 8 program siaran,'' katanya seraya berharap pada 2008 atau paling lambat pada 2009, era penyiaran digital di Indonesia dapat dimulai.

Read More ..

18 Agustus 2008

Melawan Kemiskinan dengan Radio Pikonane

Berita dari Liputan6.com : Peraih nobel perdamaian, Amartya Sen, menemukan kemiskinan dan kelaparan seringkali terjadi akibat ketiadaan akses informasi. Itu pula yang terjadi di Yahukimo, Papua, tiga tahun lalu. Daerah ini terisolasi. Jika saja informasi soal gagal panen cepat tersebar, korban mati akibat kelaparan di Yahukimo akan bisa dicegah.
Ini pula yang melatarbelakangi Kantor Berita Radio 68H Jakarta mendirikan radio lokal di Yahukimo. Tepatnya pada 10 September 2007, radio komunitas Pikonane didirikan. "Masyarakat di sana awalnya tidak suka dengan kehadiran kami. Mereka menentang. Namun lambat laun masyarakat di situ memahami dan menerima radio itu," kata Kathe Vince Dimara, penyiar radio Pikonane pada SCTV, Ahad (17/8).

Menurut Kathe, ada perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah kehadiran Radio Pikonane. Masyarakat kini bisa mendapatkan informasi dari dalam dan luar Papua. "Bahkan mereka juga bisa membawa informasi sendiri ke kantor untuk diketahui warga di Kabupaten Yahukimo," tambah Kathe.

Kathe mencontohkan betapa besarnya peranan radio ini. Tiga bulan silam, salah seorang reporter mengunjungi salah satu distrik di Yahukimo. Pada saat bersamaan, tanaman ubi dan jalar warga terserang hama. Mereka bingung kemana harus mengadukannya. "Mereka minta reporter untuk menginformasikan," kata Kathe.

Berkaitan dengan HUT RI ke-63, warga di Yahukimo tidak bisa menyaksikan langsung upacara melalui televisi. Pendapatan masyarakat yang mayoritas hidup dengan bercocok tanam tidak cukup untuk membeli perlengkapan seperti televisi dan antena parabola. "Saya berharap tahun depan bisa direlay walau hanya didengarkan lewat radio," ujar Kathe.

Kendati demikian, warga di setiap desa di Yahukimo selalu turun ke lembah berkumpul mengikuti upacara memperingati HUT RI. Selama upacara berlangsung, warga tidak diperkenankan melakukan rutinitas apapun. Mereka pun antusias karena setelah upacara, digelar berbagai perlombaan, sama seperti yang dilakukan masyarakat di perkotaan.

Read More ..

14 Agustus 2008

Wapres Luncurkan Digitalisasi Radio dan Televisi

Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, Rabu (13/8) sore, dijadwalkan akan meluncurkan sistem Digitaliasi TV-Radio pertama di Indonesia. Menurut jadwal agenda wapres yang diterima Kompas, peluncuran sistem digitalisasi radio dan televisi itu akan dilakukan di auditorium TVRI di Jalan Gerbang Pemuda, Jakarta. Acara itu direncanakan dihadiri Menteri Negara Komunikasi dan Informasi Muhammad Nuh dan kalangan pertelevisian dan radio.
Namun, dari informasi yang diterima Kompas, program digitalisasi itu tidak termasuk Lembaga Penyiaran Publik TVRI, meski acaranya digelar di kompleks TVRI. Sejauh ini, TVRI masih tetap menggunakan jaringan analog. Kebanyakan stasiun televisi yang menggunakan sistem digitalisasi adalah stasiun televisi swasta.
Dengan menggunakan sistem digital, siaran radio dan televisi akan lebih jernih dan bersih ditangkap pendengar dan penontonnya. Dalam sistem ini, hanya dengan satu kanal saja, penonton bisa menangkap siaran sejumlah stasiun televisi.

Read More ..

08 Agustus 2008

Siaran Radio untuk Peningkatan Mutu Pendidikan

Menarik apa yang saya baca dari situs MBE (Managing Basic Education) dan USAID tentang upaya peningkatan mutu pendidikan berikut ini :

"Selamat malam anak-anak, inilah radio pendidikan SDN Sempu yang disiarkan langsung di studio mini SDN Sempu, Kecamatan Limpung Kabupaten Batang…" Itulah penggalan pembuka yang bisa kita dengar pada siaran radio pendidikan bila pada suatu malam Anda berada di tempat tersebut. Sapaan merdu sang penyiar radio, yang tidak lain adalah salah seorang guru SD tsb, disiarkan langsung oleh radio pendidikan SDN Sempu, pada gelombang 95,2 meter. Acara ini disiarkan pada malam tertentu mulai pukul 19 s.d 20, dan bisa didengar oleh siswa dan orangtua di desa itu .

Seperti dikatakan Kepala SDN Sempu, Bapak Setiarso, pada tahap awal, siaran radio yang baru menjangkau radius 5 km ini, dimaksudkan sebagai langkah inovatif yang dilakukan sekolah dalam upaya meningkatkan mutu dan kreativitas siswa. Kendati siaran ini belum secara periodik mengudara setiap malam, namun secara bertahap programnya akan diperbaiki dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran siswa.'Pada tahap awal, kami baru terbatas pada siaran radio untuk membimbing anak dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR) untuk matpel tertentu. Ke depan, kami akan meningkatkan mutu siaran dan ragam acara termasuk membina kreativitas, kesenian, dengan penyiar dari siswa itu sendiri', demikian tuturan ibu Nurul Faizah, salah seorang guru yang secara khusus diberi tugas untuk mengembangkan radio pendidikan SDN Sempu. Selamat untuk SDN Sempu. Adakah sekolah lain yang mau meniru ??

SDN Sempu Siap BerubahSD Sempu Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Jawa Tengah menunjukkan kesiapan untuk berubah, khususnya dalam menerapkan gagasan pembaharuan 'Managemen Berbasis Sekolah'. Pak H. Setiarso, Kepala SD ini, begitu bersemangat ketika menjelaskan beberapa jenis pembaharuan yang dilakukannya. SD ini sudah menerapkan azas keterbukaan dalam pencarian dan penggunaan dana. Beberapa sumber dana antara lain diperoleh dari koperasi sekolah, perkebunan, sumbangan masyarakat, pemerintah, dan peternakan. Pendapatan dana ini dipaparkan secara transparan di dinding sekolah. SD ini juga memiliki pemancar radio yang disiarkan setiap hari pada pukul 19.00 - 20.00 melalui gelombang 95,2 meter frekuensi AM. Daya siar gelombang ini dapat menjangkau kediaman siswa dalam radius sekitar 5 sampai 6 km.Semua guru yang berjumlah 10 orang mendukung program pembaharuan kepala sekolah. Misalnya, Ibu Nurul Faizah, guru kelas 6, mencoba menerapkan gagasan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) dengan cara mengelompokkan siswa dan menampilkan hasil karya individual siswa pada dinding pajangan.

Komentar saya :
Apakah radio siaran seperti ini tidak butuh izin dari Postel? Kalau iya, maka harus diberikan sebagai radio komunitas.

Read More ..

01 Agustus 2008

Radio Singapura Internasional Berhenti Mengudara

Siaran Radio Singapore International (RSI) tidak lagi mengudara mulai 1 Agustus 2008 karena MediaCorp. menghentikan program berbahasa Inggris, Indonesia, Melayu dan Mandarin di gelombang pendek pada radio tersebut. Penutupan itu menyebabkan kerjasama RSI dengan 19 radio di Sumatera, Jawa dan Bali, juga terhenti. Dirut KEI 102.3 FM Kristyanto di Batam, yang bermitra dengan RSI, menyatakan, merasa kehilangan pertukartan acara dan informasi.

Penghentian siaran tersebut telah disosialisasikan pengasuh RSI, sejak sebulan silam. Menurut Kris, MediaCorp juga sudah menawari Kei FM untuk bekerjasama dengan radio-radio lain di Singapura.

RSI beroperasi sejak 1994. Siaran dengan gelombang pendek (SW) radiusnya mencapai 1.600 km. Pendengarnya, sekitar setengah juta orang di Asia Tenggara, terutama di Malaysia Semenanjung dan Timur, Indonesia, Thailand, Kamboja dan Vietnam. Channel NewsAsia (CNA)--anak MediaCorp--memberitakan, setelah penutupan siaran empat bahasa RSI pada Kamis malam resmi dilakukan CEO MediaCorp Lucas Chow, stasiun transmisi di Kranji berhenti beroperasi.

Perkembangan teknologi media, mengubah kebiasaan pendengar. Mereka berpindah akses dari siaran radio SW ke radio FM, dan internet. Selain itu makin banyak masyarakat yang pindah ke CNA untuk mendapatkan informasi dan berita tentang perkembangan Singapura, kawasan dan global. Dengan demikian, siaran dalam empat bahasa di radio SW tidak lagi optional, kata manajemen MediaCorp.

Selamat jalan RSI, semoga tidak diikuti oleh radio-radio internasional lain yang bersiaran di gelombang SW.

Read More ..