18 Agustus 2008

Melawan Kemiskinan dengan Radio Pikonane

Berita dari Liputan6.com : Peraih nobel perdamaian, Amartya Sen, menemukan kemiskinan dan kelaparan seringkali terjadi akibat ketiadaan akses informasi. Itu pula yang terjadi di Yahukimo, Papua, tiga tahun lalu. Daerah ini terisolasi. Jika saja informasi soal gagal panen cepat tersebar, korban mati akibat kelaparan di Yahukimo akan bisa dicegah.
Ini pula yang melatarbelakangi Kantor Berita Radio 68H Jakarta mendirikan radio lokal di Yahukimo. Tepatnya pada 10 September 2007, radio komunitas Pikonane didirikan. "Masyarakat di sana awalnya tidak suka dengan kehadiran kami. Mereka menentang. Namun lambat laun masyarakat di situ memahami dan menerima radio itu," kata Kathe Vince Dimara, penyiar radio Pikonane pada SCTV, Ahad (17/8).

Menurut Kathe, ada perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah kehadiran Radio Pikonane. Masyarakat kini bisa mendapatkan informasi dari dalam dan luar Papua. "Bahkan mereka juga bisa membawa informasi sendiri ke kantor untuk diketahui warga di Kabupaten Yahukimo," tambah Kathe.

Kathe mencontohkan betapa besarnya peranan radio ini. Tiga bulan silam, salah seorang reporter mengunjungi salah satu distrik di Yahukimo. Pada saat bersamaan, tanaman ubi dan jalar warga terserang hama. Mereka bingung kemana harus mengadukannya. "Mereka minta reporter untuk menginformasikan," kata Kathe.

Berkaitan dengan HUT RI ke-63, warga di Yahukimo tidak bisa menyaksikan langsung upacara melalui televisi. Pendapatan masyarakat yang mayoritas hidup dengan bercocok tanam tidak cukup untuk membeli perlengkapan seperti televisi dan antena parabola. "Saya berharap tahun depan bisa direlay walau hanya didengarkan lewat radio," ujar Kathe.

Kendati demikian, warga di setiap desa di Yahukimo selalu turun ke lembah berkumpul mengikuti upacara memperingati HUT RI. Selama upacara berlangsung, warga tidak diperkenankan melakukan rutinitas apapun. Mereka pun antusias karena setelah upacara, digelar berbagai perlombaan, sama seperti yang dilakukan masyarakat di perkotaan.

1 komentar:

Komentar Bebas Buat Seleb mengatakan...

Ini mestinya upaya pemerintah! Malu dong kalau swasta yang mbangun!