25 Februari 2010

RRI dan TVRI Harus Kuat, Independen dan Netral

Penggabungan lembaga penyiaran publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang independen tak akan bermasalah jika diniatkan untuk upaya efisiensi. Namun, jika penggabungan tersebut dimaksudkan untuk menjadikan keduanya sebagai alat corong pemerintah guna mengimbangi informasi media lain, itu sangat berbahaya.



Dalam dialog publik bertema “Memperkuat TVRI dan RRI Sebagai LPP yang Independen” yang diadakan KPI Pusat dengan Aspaskom (Asosiasi Pasca Sarjana Komunikasi) di Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jumat (19/2). Sejumlah narasumber dan juga peserta, tidak banyak mempermasalahkan rencana penggabungan kedua LPP ini. Selain untuk menyelamatkan keberadaan keduanya, transformasi ini dianggap akan mampu menguatkan posisi mereka dikancah persaingan dunia penyiaran di tanah air.

Ketua KPI Pusat, Sasa Djuarsa Sendjaja, ketika mengemukakan makalahnya, cenderung lebih berkonsentrasi pada persoalan penguatan dan penyelamatan keduanya, khususnya LPP TVRI. Untuk itu, lanjutnya, ada 3 (tiga) paket program penyiaran yang mesti dijalankan untuk memperbaiki dan mengembangkan kembali lembaga penyiaran tersebut yakni rekapitalisasi, restrukturisasi, dan reorientasi.

“Saya tidak mempermasalahkan penggabungan ke dua LPP tersebut jika untuk usaha efiseinsi asalkan tetap menjadi lembaga independen dan tidak berplat merah,” kata Sasa di depan peserta yang kebanyakan dihadiri praktisi penyiaran dan mahasiswa.

Usulan yang disampaikan Sasa, ternyata didukung Mantan Dirut TVRI yang sekarang memegang kepemimpinan di Trans Corp, Ishadi SK. Menurutnya, tiga program tersebut dinilai bisa membangkitkan kembali kejayaan kedua lembaga penyiaran tersebut. “Saya sangat setuju dan mendukung dengan apa yang diusulkan pak Sasa untuk penguatan kedua lembaga penyiaran publik tersebut,” katanya.

Menurut Ishadi, TVRI memiliki potensi luar biasa besarnya untuk bisa menjadi besar dan berkembang. Salah satu yang menjadi potensi tersebut adalah jumlah pemancar yang mereka muliki banyak dan terdapat hampir disemua wilayah Indonesia. “Hampir kurang lebih 400 pemancar dimiliki lembaga penyiaran publik dan ini tidak dimiliki oleh lembaga penyiaran manapun. Kekuatan pemancar merupakan sumber daya yang luar biasa bagi lembaga penyiaran,” jelasnya.

Mengenai anggapan TVRI tidak menciptakan program-program yang cerdas dan dibutuhkan pupblik, menurutnya itu tidak tepat. TVRI, kata Ishadi, sudah cukup banyak membuat program-program yang cerdas dan diperlukan orang banyak. Sayangnya, program-program tersebut tidak banyak ditonton masyarakat yang cenderung menyaksikan siaran televisi lain.

Untuk itu, kata Ishadi, agar bisa mendapatkan lagi hati para pemirsa untuk kembali menyaksikan siaran-siaran TVRI. Lembaga penyiaran ini harus mengedepankan keunggulan kreatifitas dan juga kemasan tampilan.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR RI, Roy Suryo menyatakan tidak perlu ada kekhawatiran terkait rencana penggabungan kedua lembaga penyiaran publik ini akan mendorong keduanya menjadi lembaga penyiaran berplat merah. Dirinya juga setuju, jika keberadaan lembaga penyiaran publik yang independen dan netral di negara ini sangat mutlak. “Kita harus tetap punya lembaga penyiaran publik yang independen dan netral,” tegasnya.

Read More ..

17 Februari 2010

Penghargaan Bagi Pendengar dan Insan Peduli

Pada syukuran 42 tahun Radio Elshinta dan 10 tahun program News and Talk di Planet Hollywood Jakarta, Rabu (17/2) hari ini, Radio Elshinta memberikan penghargaan kepada sejumlah pendengar dan insan peduli.

Penghargaan kepada pendengar diberikan karena berita dan informasi yang disampaikan pendengar memiliki nilai berita yang tinggi, sehingga beberapa peristiwa besar yang terjadi di Tanah Air dengan cepat dapat diketahui berkat kerjasama dari para pendengar tersebut.

Terdapat 10 pendengar yang telah memberikan berita dan informasi dengan nilai berita yang tinggi. Penghargaan diantaranya diberikan kepada Bapak Yudi HM Zuhdi Fauzi, yang menginformasikan tentang terjadinya gempa di Padang, Sumatera Barat.

Sementara penghargaan kepada insan peduli, terdapat 9 orang yang menerimanya, diantaranya Hj. Tati Suprapti dari Rumah Srikandi Peduli Pendidikan Anak Usia Dini, H. Sairudin dari Kelompok Tani Sangga Buana Peduli Kelestarian Alam dan Drs. H. Soleh Muhsin dari Madrasah Ibtidaiyah Peduli Pendidikan Anak Yatim Piatu dan Tidak Mampu.

Selain itu juga penghargaan kepada Ayi Rohman dari Perpustakaan Sariwangi Peduli Budaya Baca pada Anak-anak, Mulyadi Rawan dari Rumah Damai Peduli Anak-anak Korban Narkoba dan Bidan Rosita dari Peduli Kesehatan Warga Badui.

Read More ..

14 Februari 2010

Selamat Ulang Tahun Radio Elshinta yang ke 42

dan juga selamat hari jadi format dan program acara

"Elshinta News and Talk" yang ke 10.

Semoga jaya selalu!

Read More ..

05 Februari 2010

Radio Poised for First Quarterly Rebound in Three Years

NEW YORK -- It's been three years since radio advertising last posted quarterly revenue growth, back in the first quarter of 2007 -- three years that most recently saw Citadel Broadcasting, owner and operator of 224 stations, file for bankruptcy protection in December and long-struggling Air America shut down entirely in January. It's hard not to dread the full-year figures for 2009, due out from the Radio Advertising Bureau later this month, after the third quarter alone delivered a 21% plunge.

But early indications suggest that radio's turnaround may finally be here.

Double-digit increases in national and local spot buys among top marketing categories such as entertainment, financial services and automotive, as well as new spending from political and hospitality marketers, have put radio on track to finally post a quarterly gain again.
And several analysts peg radio to finish 2010 with year-end revenue that is flat or even 2% higher than last year, which would mean the industry's first year-over-year gain since 2006.
The Radio Advertising Bureau does not provide official guidance on quarterly revenue projections, but has heard anecdotally from member companies that business is starting to show significant year-over-year growth this quarter, said Jeff Haley, CEO of the Radio Advertising Bureau. December 2009 was also encouraging, he said, with increased national spot buys as marketers including McDonald's, Dunkin' Donuts, Walmart and Geico turned to radio for strategic marketing, value messaging and contextual placement.

"To me it's a validation that people aren't just putting money back into media, they're putting money into media based on response and the value they receive," Mr. Haley said.
Big categories coming backClear Channel and its radio sales and rep firm Katz Media Group, for their part, had already seen a 19% increase in bookings for the first quarter just by Jan. 7. The growth came from spending increases in four of radio's historically biggest categories: finance, where bookings were up 7.1%; entertainment, up 20.3%; automotive, up 27%; and telecommunications and wireless, up 19.7%. Retail was the only top five spending category to post a decrease in first-quarter bookings at that point, with a 7.2% decline.

Movie studios and TV networks have posted the biggest spending gains for Clear Channel in radio, said John Partilla, president of Clear Channel's global media sales. Fox, Sony and Lions Gate have been particularly aggressive in the entertainment category, Mr. Partilla said. The increased investment stems in part from an integrated sales strategy in which Clear Channel leans heavily on its growing digital inventory, he said. Clear Channel ran roadblock ads promoting tune-in for Fox's "Glee," for example, that appeared wherever people were listening to its stations on mobile phones via apps and web browsers.

"We're seeing the beginnings of our recovery and this category is helping lead the reinvention of Clear Channel," Mr. Partilla said. "We're not just selling anymore. We're co-creating, developing and customizing our inventory and content to build robust consumer experiences."
First-time dollarsRadio is also seeing ad dollars for the first time from marketers such as Starwood Hotels' Aloft brand, an upscale hotel chain with 39 locations, which turned to radio in December to promote its year-end holiday party rooms and music-themed initiatives.
"We thought radio was an interesting vehicle for us to really test what the performance would be, and we knew we would be able to execute it pretty quickly," said Brian McGuinness, Starwood's senior VP-specialty select brands.

Aloft saw social interactivity at its AloftHotels.com home-page increase by 67% after its radio spots started airing, Mr. McGuinness said, as well as a significant lift in room reservations that could only be attributed to radio. Mr. McGuinness said he expects to buy more radio this year.
A sector or sectorette?In order to maintain its momentum, radio will need more of that kind of incremental dollar. Bishop Cheen, a radio analyst for Wells Fargo, said radio still has a ways to go –- Cox recently went private, Clear Channel remains billions of dollars in debt, and Cumulus still has conference calls but no formal earnings reports. "It's gone from a sector a sectorette," Mr. Cheen said.

"To compare to the abyss it's been, it's much better," he added. "But compared to what will make the industry grow and recover it's not great. Radio needs to continue to manage its balance sheet, and I don't think you're going to see dividends or equity enhancements. The stocks have recovered, but off of distressed levels. Radio still has some very fundamental challenges, not the least of which is too many terrestrial stations chasing too few dollars."
But Mr. Cheen also pointed to bullish CEOs like Entercom's David Field, who recently proclaimed at the National Association of Broadcasters Conference his stated goal of seeing radio increase ad dollars by 10% in 2010.

"I may disagree with him on the magnitude, but not on the direction," Mr. Cheen said.

Read More ..

02 Februari 2010

Indonesian Radio Awards 2010 Kembali Digelar!

Ayo teman-teman ikutan "Indonesian Radio Awards 2010"
Penghargaan untuk karya-karya radio terbaik di Indonesia

>>Jusuf Ronodipuro Award untuk kategori Feature Jurnalistik
>>Ken Sudarto Award untuk kategori Iklan Komersil, Iklan Layanan Masyarakat, dan Promo Program
>>Penghargaan khusus untuk Drama Radio TerbaikKirimkan karya-karya radio terbaik Anda untuk mengikuti kompetisi ini, dengan ketentuan umum:

Tema bebas
Karya disiarkan dalam periode 1 Januari 2009 sampai dengan 15 Maret 2010
Khusus untuk kategori Drama Radio, disiarkan dalam periode 1 Januari 2008 sampai 15 Maret 2010

Pengiriman karya paling lambat 30 Maret 2010 (cap pos) di alamat:
Perhimpunan Pengembangan Media NusantaraJl. Utan Kayu 68H, Jakarta 13120

Lihat ketentuan lomba per kategori di www.ppmn.or.id
Pengumuman dan penyerahan penghargaan untuk pemenang akan diadakan di Jakarta pada 6 Mei 2010.

Read More ..