20 Desember 2007

FUI Minta Pemda Tutup Siaran Radio Gratia

Sekitar April 2006 di kota Cirebon, pernah diberitakan oleh Republika bahwa Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) se-Wilayah III Cirebon, mendesak Pemkot Cirebon untuk segera menutup program siaran kerohanian Kristen di Radio Suara Gratia FM. Pasalnya, isi acara itu dinilai mengandung unsur misionaris yang menjurus pada upaya pemurtadan terhadap umat Islam.Ketua FUI se-Wilayah III Cirebon, Prof Dr H Salim Badjri, mengungkapkan hal itu saat dihubungi Republika melalui telepon selulernya.

Dia menjelaskan, permintaan penutupan itu telah dilakukan pihaknya dengan melayangkan surat secara resmi kepada Pemkot Cirebon. ''Pemkot harus segera menutup acara siaran kerohanian itu karena saat ini masyarakat telah resah,'' ujar Salim, yang juga menjabat sebagai Penasihat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Salim menjelaskan, dalam acara kerohanian itu, pihak pengelola radio menyajikan dakwah Kristen yang disiarkan ke kabupaten/kota di wilayah III Cirebon dan sejumlah kota lainnya. Padahal, mayoritas penduduk di wilayah III Cirebon merupakan umat Islam. Salah satu contoh isi program siaran yang dinilai menjurus upaya pemurtadan, lanjut Salim, yakni mengenai psikologi dan biro konsultasi. Dalam acara itu, terang dia, para pendengar radio dapat menyampaikan berbagai permasalahan yang tengah mereka hadapi. Namun, ungkap Salim, pihak pengelola acara memberikan jawaban terhadap penyelesaian masalah-masalah itu dengan menggunakan ayat-ayat dari Injil. Padahal, sambung dia, ada diantara pendengar radio yang mengikuti acara itu merupakan umat Islam. ''Hal ini akan menyesatkan karena masyarakat awam tidak mengerti bahwa ayat-ayat yang mereka terima itu berasal dari kitab Injil,'' kata Salim menandaskan. Salim menuturkan, beberapa waktu lalu, pihaknya pernah meminta kepada pihak pengelola radio untuk menutup acara-acara yang mengandung unsur pemurtadan. ''Permintaan itu tak digubris,''cetusnya.

Pengelola Radio Suara Gratia FM, Stefanus, yang dimintai konfirmasinya oleh Republika mengaku masih membahas secara internal persoalan tersebut. Karena itu, kata dia, pihaknya belum bisa menyebutkan langkah apa yang akan dilakukan menyusul protes tersebut.

Bagaimana akhir story tersebut? Adakah Anda yang dari Cirebon mengetahui bagaimana jalan keluar yang mereka sepakati bersama?

Tidak ada komentar: