31 Januari 2009

Elshinta Luncurkan "Surabaya News and Talk"

Surabaya, Awal Januari 2009 merupakan saat bersejarah bagi perkembangan program berjaringan Radio Elshinta, karena tepat tgl. 1 Januari, program yang bertajuk "News and Talk" mulai melebarkan sayapnya di kota Surabaya sebagai salah satu konten lokal yang disiarkan dalam masa percobaan.

Masukan dan kritik dari pendengar di Surabaya, terus terang dijadikan bahan untuk memperbaiki kemasan siaran yang akan diresmikan pada tgl. 14 Februari nanti, berbarengan dengan ulang tahun program "Elshinta News and Talk" yang ke 9 di Jakarta.

Program dengan konten lokal "Surabaya News and Talk" diharapkan dapat menjadi bagian aktifitas masyarakat Surabaya sehari-hari, khususnya yang selalu berkendara di mobil saat pergi dan pulang dari kantor. Hal ini bertepatan dengan jam siaran acara tersebut yang hanya 8 jam sehari, yaitu pada pukul 06.00-10.00 dan 16.00-20.00 melalui frekuensi 97.60 FM
milik Radio Gemilang, yang merupakan jaringan Radio Elshinta di Jawa Timur.

Acara tersebut tetap dapat menampung aspirasi pendengar sebagai bagian dari program interaktif, baik itu sebagai pelapor atau pemberi informasi, maupun pendengar berinteraksi dengan narasumber yang sedang berdialog di udara.

Surabaya News and Talk, paling tidak dapat memberikan alternatif bagi masyarakat Surabaya untuk mendapatkan berita dan informasi aktual, selain dari media yang telah eksis sebelumnya.

Selamat datang "Surabaya News and Talk" semoga bermanfaat bagi masyarakat dan warga sekitarnya.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi :
Elshinta Media Group, telp. 021-5869000, fax 021-585-9000 atau SMS
Center 081-180-6543, email : redaksi@elshinta. com

Read More ..

28 Januari 2009

30 Stasiun Radio Ilegal di Kaltim Akan Ditertibkan

Kanal frekuensi penyiaran radio di gelombang Frequency Modulation (FM) di Samarinda Kalimantan Timur dijejali 30 stasiun radio FM ilegal. Upaya penertiban Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kalimantan Timur terganjal dana operasional.

"Pasti kita tertibkan. Tapi sementara tertunda karena dana dari APBDKaltim yang kami usulkan Rp 100 juta antara lain untuk kegiatan penertiban belum dicairkan," kata Ketua KPID Kaltim Khaerul Akbar ketika dihubungi detikcom, Rabu (28/01/2009).

Menurut Khaerul, penggunaan frekuensi di Samarinda hanya diperkenankan hingga 14 kanal yang telah diisi stasiun radio yang mengantongi izinsiaran. Penggunaan kanal frekuensi di luar ketentuan, khususnya diSamarinda diakui Khareul cukup merepotkan. "Karena siaran mereka terkadang hanya malam, siang dan sore hari. Bahkan ada saja yang sudah kita tertibkan, ternyata masih siaran," imbuhnya.

Bagi yang membandel, kata Khaerul, KPID tidak akan segan mengenakan denda hingga menyeret pemilik perangkat pemancar hingga ke pengadilan. Dikatakan ilegal lantaran 30 stasiun radio tidak mengantongi rekomendasi dan kelayakan dari Depkominfo. "Kan sudah ada undang-undang penyiaran. Memang untuk di Samarinda, 1kanal diperebutkan hingga 3 stasiun radio. Jadi, kalau belum mendapatizin,jangan coba-coba siaran ilegal," pungkasnya. (Detik.com)

Read More ..

20 Januari 2009

Lowongan Kerja di Radio Elshinta

» LOWONGAN PRODUSER/ANCHOR/REPORTER ELSHINTA
Radio Elshinta membuka kesempatan kerja bagi Anda yang ingin berkarir di dunia radio, dengan syarat :


1. Berpendidikan minimal D3/S1 dengan IPK diatas 2.75
2. Berwawasan dan berpengetahuan luas
3. Menguasai Bahasa Inggris aktif
4. Ulet dan gesit
5. Mampu bekerja dalam "Pressure" dan "Deadline"
6. Usia antara 25 - 35 thn
7. Siap bekerja dalam Shift


Lamaran dikirimkan melalui pos ke :

PT RADIO ELSHINTA
Komp. Menara Indosiar
Jalan Raya Joglo No. 70
Kembangan, Jakarta Barat - 11640

atau melalui e-mail ke redaksi@elshinta.com

Sebagai tambahan dari moderator : Radio Elshinta juga memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk menjadi kontributor berita dan informasi, baik dari daerah di wilayah Indonesia maupun anda yang berasal dari negara lain..

Terima kasih..

Read More ..

16 Januari 2009

Ditemukan Banyak Radio di Jabar Bersiaran Tidak Sesuai Permohonan

KPID Jabar menemukan sejumlah lembaga penyiaran khususnya radio yang ada di wilayah Jabar tidak menyiarkan program acara yang sesuai dengan proposal permohonan izin yang diutarakan lembaga penyiaran tersebut pada saat evaluasi dengar pendapat (EDP). Selain itu, terdapat beberapa lembaga penyiaran yang sudah tidak menempati alamat (pindah alamat) yang sesuai dengan alamat permohonan izin yang diberikan kepada KPID Jabar.

Hal itu terungkap ketika KPID Jabar ketika mereka melakukan kunjungan kerja untuk mengawasi isi siaran lembaga-lembaga penyiaran yang ada di beberapa kota di Jabar, beberapa waktu lalu. Adapun kota-kota yang dikunjungi oleh anggota KPID Jabar yakni, Depok, Cirebon, Subang, Garut dan Purwakarta.

“Kami banyak menemukan program siaran radio yang tidak sesuai dengan program acara yang ada di proposal lembaga penyiaran tersebut pada saat mereka melakukan EDP dengan kami. Kami juga meminta kepada lembaga penyiaran yang sudah pindah alamat untuk melaporkan secara resmi kepada KPID mengenai perpindahan tersebut karena ini akan disesuaikan dengan data yang ada di KPI dan Depkminfo,” ungkap anggota KPID Jabar, Muhammad Zein Al Faqih, di Bandung.

Meskipun demikian, Zein tidak menyebutkan nama-nama lembaga penyiaran radio yang sudah pindah alamat dan bersiaran diluar program yang ada diproposal permohonan izin mereka.

Pada kesempatan yang sama, Zein memberikan penghargaan kepada televisi lokal yang ada di Jabar atas konsistensi mereka menyiarkan siaran-siaran daerah. Menurutnya, siaran-siaran lokal yang ditayangkan oleh televisi lokal di Jabar lebih mendominasi ketimbang program siaran yang lain. Zein juga menyampaikan bahwa sampai saat ini, KPID Jabar terus melakukan koordinasi dengan pihak Balmon setempat terkait persoalan tumpang tindih penggunaan kanal di wilayah Jabar. “Kami bersama-sama Balmon terus berupaya membenahi tumpang tindih penggunaan kanal oleh lembaga penyiaran di Jabar,” tegasnya. (KPI)

Read More ..

08 Januari 2009

Ratusan Radio di Jabar Tunggu Izin Pusat

Sentralisasi perizinan lembaga penyiaran yang dijalankan beberapa tahun terakhir menimbulkan persoalan, yaitu berlarutnya pemberian izin penyelenggaraan penyiaran. Selama empat tahun, 366 lembaga penyiaran di Jawa Barat menanti-nanti kepastian izin penyiaran tersebut.

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jabar Dadang Rahmat Hidayat, mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menanti-nanti Forum Rapat Bersama (FRB) dengan Departemen Komunikasi dan Informatika untuk kepastian izin penyelenggaraan penyiaran (IPP) ini.
Sebelumnya, proses FRB diwakilkan ke kepala daerah.

”Sebelumnya kami dijanjikan Desember lalu, tetapi informasi terakhir ditunda karena akan dimasukkan anggaran 2009,” ujar Dadang. Namun, daerah-daerah (provinsi) lain telah selesai FRB. Dadang juga mengatakan, perubahan kewenangan izin penyiaran, cenderung kembali tersentralisasi, tidaklah menjadi masalah jika diimbangi kemudahan dan kepraktisan proses.

Beberapa contoh, Rafiuddin pemohon izin dari Garut, nekat bersiaran meski IPP belum turun. Endang Supardi, pemilik Radio Galaksin di Sukabumi, sampai repot berganti- ganti frekuensi. Sejak tahun 2000 ia menunggu IPP.

Anggota KPID Jabar, Dian Wardiana, mengatakan, langgam sentralisasi penyiaran yang saat ini terjadi tidak jauh berbeda dengan masa Orde Baru. ”Saat ini ada ketentuan bahwa pemerintah akan bisa masuk dalam pengawasan konten media (UU Pemilu). Tidak lagi izin administratif,” ujarnya. Kebijakan ini, katanya, bisa membuat KPID yang mewakili unsur masyarakat akan frustrasi. (KPI)

Read More ..

05 Januari 2009

Radio Suara Qalbu Berhasil Memikat Pendengar di Bangka

ANTARA News : Komunitas pendengar radio Muslim Suara Qalbu di Bangka meningkat sejalan makin beragam dan meningkatnya kualitas program serta konsistensi dalam menyiarkan program-program dakwah.

Pembina radio Suara Qalbu Bangka, Hasan Rumata, di Pangkalpinang, Sabtu, menyatakan, setiap hari belasan ribu orang mendengarkan siaran radio yang dimulai menjelang Subuh hingga pukul 23.00 WIB malam itu atau meningkat duakali lipat dibanding setahun lalu. "Pendengarnya beragam mulai dari anak-anak hingga orang tua. Mereka merasakan manfaat mendengarkan radio berupa peningkatan keimanan kepada Allah SWT," ujar ketua forum umat Islam Provinsi Bangka Belitung itu.

Radio yang mengudara di frekuensi 104.3 FM tersebut menyampaikan materi siaran berupa program menjelang fajar, kuliah subuh, dhuham acara dangdut, tembang kenangan, kuliah senja, dari dai untuk umat, pengajian menjelang magrib, dialog tokoh nasional serta siraman rohani malam. Hasan menyatakan manajemen radio sudah mampu mendanai kegiatan sendiri dari pemasukan berbagai iklan serta bantuan simpatisan.

"Sekarang iklan kita cukup banyak mulai dari bank syariah, Telkom, toko, rumah makan, perusahaan air minum, sepeda motor dan lainnya dengan jangkauan siaran hingga Bangka Tengah dan Bangka Barat," ujarnya.

Selain itu, manajemen juga seringkali mendapat iklan ucapan selamat, iklan parpol dan iklan duka dari berbagai kalangan yang ingin pesannya bisa didengar komunitas radio muslim tersebut. Ia mengatakan, respon dari pendengar sangat bagus. Bahkan pada acara tertentu seperti pawai 17 Agustus, komunitas radio ikut serta berpawai dalam mempromosikan radio tersebut dan mendanai sendiri kegiatanya.

Kini manajemen radio Suara Qalbu juga ikut serta membantu anak miskin yang putus sekolah dengan mendanai pendidikan mereka di pesantren di Yogyakarta. "Dananya berasal dari bantuan penggemar yang berkeinginan agar warga kurang mampu bisa mengenyam pendidikan sebagai bekal mereka kelak dalam berinteraksi dimasyarakat," ujarnya.

Hasan berharap radio yang dikelola PT Suara Qalbu Radio itu bisa tetap eksis dan bahkan meningkat baik jangkauan maupun program-programnya dalam memberikan pencerahan dan kerukunan antarumat.

Read More ..

03 Januari 2009

Tahun 2009 Bagi Industri Radio Siaran

Tahun 2009 telah masuk dalam kehidupan kita. Industri terpukul oleh krisis ekonomi global yang banyak memakan korban dari berbagai bidang dunia usaha, termasuk usaha jasa siaran radio.

Mau tidak mau, radio harus berbenah dihadap krisis ekonomi, karena radio tergantung dari pendapatan iklan.

Iklan datang dari pihak ketiga. Jika klien yang selama ini beriklan terkena dampak krisis, maka otomatis iklan tidak akan mampir lagi di station radio.

Apa jalan keluar bagi radio?

Kreatifitas saja tidak cukup untuk membangkitkan pendapatan, karena yang terjadi bukanlah kesalahan pihak radio dalam krisis ini.

Maka, usaha untuk menjaring pendengar sebanyak-banyaknya harus tetap dilakukan. Bila tidak sekarang, mungkin data tersebut masih bisa digunakan untuk esok hari..

Ini hanya sekedar mengingatkan radio agar tidak down dimasa sulit ini.

Salam damai..

Read More ..

01 Januari 2009

Selamat Tahun Baru 2009
Semoga Kehidupan Kita Lebih Baik dari Tahun Sebelumnya

Salam Damai Selalu

Read More ..