11 September 2008

Wapres: Radio Lebih Unggul Dibanding Televisi

Berita dari Tempo Interaktif : Zaman sudah berubah. Kini radio tidak lagi menjadi acuan utama masyarakat dalam mencari informasi. Namun Wakil Presiden M. Jusuf Kalla mengatakan, radio punya kelebihan dibanding koran dan televisi. "Radio memiliki sistem informasi tercepat. Dengan telepon seluler kecil saja, radio sudah bisa siaran ke seluruh Indonesia," kata Kalla dalam peringatan Hari Radio ke-63 di auditorium Gedung Radio Republik Indonesia, Kamis (11/9).

Radio, kata Kalla, juga memiliki fleksibilitas tinggi, murah ongkos, dan murah biaya operasional. "Nonton televisi harus duduk, sementara mendengarkan radio bisa di mana saja. Di rumah, di mobil, atau pun di sawah. Pakai radio kecil yang harganya Rp 20 ribu, bisa dikantongi," kata Kalla. Ia menambahkan, dulu radio menjadi primadona. Presiden pun pidato lewat radio. Dulu semua artis terkenal juga lewat bintang radio. "Itu sudah hebat. Mau keroncong, seriosa, semua harus terkenal lewat radio. Soalnya, tidak ada cek dan ricek zaman dulu," katanya. Kalau tidak sempat menonton bola di televisi, tambahnya, pasti mendengarkannya di radio lewat laporan pandangan mata penyiar. "Bahkan kalau penyiarnya salah sebut pemain, kita tidak tahu, kan?" kata Kalla disambut tawa hadirin. "Televisi tidak bisa seperti itu. Itulah enaknya penyiar radio. Kadang-kadang tidak tegang, dikasih tegang, itu terserah dia," kata Wapres Kalla.

Kalla menyebut hal itu sebagai kelebihan masa lalu. Namun yang bisa mengembalikan kejayaan radio, kata Kalla, adalah inovasi. "Sekali lagi, radio tetap dibutuhkan. Mau berapa stasiun televisi, tapi ada 2 ribu radio," katanya. Perkembangan teknologi bisa dibeli tapi inovasi tidak bisa. Ia juga mengingatkan, RRI sudah didukung oleh modal, aset, dan dukungan pemerintah. Karena itu, RRI harus melakukan inovasi. "Harus jadi 'bench marking' dengan berita tercepat," katanya.

Tidak ada komentar: