14 April 2009

Pelajari "Share and Care" Informasi Publik, KPID Jateng Merujuk ke Radio Suara Surabaya

Jalinan koordinasi antara Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Jawa Tengah dan KPI Daerah Jawa Timur rupanya benar-benar dimanfaatkan. Demi mempelajari share and care tentang informasi publik, KPI Daerah Jawa Tengah merujuk ke Suara Surabaya (SS). Selasa (07/04), Suara Surabaya kedatangan rombongan dari KPID Jawa Tengah. Satu diantaranya adalah Drs. Amirudin, MA, Ketua KPI Daerah Jawa Tengah. Kunjungan ini diakui Amirudin merupakan bagian dari undangan KPI Daerah Jawa Timur.

KPI Daerah Jawa Tengah berkoordinasi dengan KPI Daerah Jawa Timur terkait isi siaran di daerah perbatasan. Keduanya ingin mengetahui sejauh mana TV dan radio di wilayah perbatasan diterima oleh masyarakat di sekitar wilayahnya, terutama dari sisi kualitas siaran.

Masih menjadi bagian dari agenda koordinasi tersebut, KPI Daerah Jawa Tengah pun diajak untuk berkunjung ke Suara Surabaya. Tujuannya, mengenal lebih dalam radio yang sudah menerapkan konsep citizen journalism ini.

Menurut Amirudin, seperti yang disampaikannya pada suarasurabaya.net, Selasa (07/04) kemarin, “Fungsi KPI Daerah adalah pengaturan, pengawasan dan pengembangan terutama terhadap lembaga penyiaran.”


Radio, misalnya, juga harus dipandang aspek kesehatan ekonominya. Sebab, aspek ini menentukan aspek kualitas siaran. Selain itu, disamping fungsi informasi, pendidikan dan kontrol, fungsi radio sebagai perekat juga harus dikembangkan. Inilah yang menurut Amirudin sudah dibangun Suara Surabaya.

“Mengembangkan radio supaya dapat diterima. Selain fungsi informasi, pendidikan dan kontrol, radio juga menjadi perekat. Bagaimana mendapatkan celung yang sesuai dengan harapan masyarakat. Dari aspek manajemen dan media fungsi perekat itu telah terjadi di Suara Surabaya,” terang Amirudin.

Tata kelola dan manajemen Suara Surabaya khususnya terkait dengan produksi program, kata Amirudin mampu mendorong publik untuk rela berkorban memberikan informasi. Disinilah konsep share and care informasi publik berhasil diterapkan Suara Surabaya.

“Publik sampai rela berkorban secara ekonomi untuk mendapatkan dan memberikan informasi publik. Share and care informasi publik sudah dibangun di Suara Surabaya,” ujar Amirudin.

Amirudin mencermati bahwa dari aspek pendapatan atau return of investment, Suara Surabaya unggul. Di Semarang saja, pemasukan iklan hanya mampu mencapai rata-rata Rp 100-200 juta per bulan. Bahkan, sebuah iklan di Jawa Tengah bisa dibarter hanya dengan semangkok bakso. “Tapi, Suara Surabaya spektakuler dari aspek pendapatan,” ujar Amirudin.

Dari kunjungan ini, Amirudin akan membagikannya kepada media massa di Jawa Tengah. “Paradigma pengelolaan bahwa radio adalah institusi sosial dan bisnis itu yang akan dishare di Jawa Tengah. Intinya sebagai trigger mendorong ke masyarakat informasi,” ungkap Amirudin.(KPI)

Tidak ada komentar: