Pemerintah melalui Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) akan menerbitkan surat edaran tentang penghentian sementara (moratorium) permohonan izin bagi televisi dan radio di daerah-daerah padat, sebelum diberlakukannya penyiaran digital. Direktur Kelembagaan Komunikasi Pemerintah Daerah Depkominfo Bambang Subijantoro mengemukakan hal itu dalam acara Koordinasi dan Kerjasama Komunitas Kominfo Dalam Rangka Tertib Perizinan Lembaga Penyiaran di Daerah di Surabaya, Kamis (22/8).
''Kebijakan tersebut diambil Depkominfo karena banyaknya jumlah pemohon dan secara riil karena ketersediaan kanal frekuensi di daerah-daerah padat yang sesungguhnya sangat terbatas,'' katanya. Hingga saat ini ada 2.425 permohonan IPP (Izin Penyelenggaraan dan Penyiaran) yang terdiri dari 2.167 permohonan IPP radio dan 258 permohonan IPP televisi.
Seban yak 2.167 permohonan IPP radio terdiri dari 109 permohonan LPP (Lembaga Penyiaran Publik), 1.707 LPS (lembaga Penyiaran Swasta), 351 LPK (Lembaga Penyiaran Komunitas).
Sed angkan 258 permohonan IPP televisi terdiri dari 12 LPP, 179 LPS, 13 LPK dan 54 permohonan Lembaga Penyiaran Berbayar (LPB).
Bambang mengatakan, penggunaan teknologi penyiaran digital dapat menanggulangi kekurangan kanal frekuensi saat ini yang masih menggunakan teknologi penyiaran analog. ''Dalam industri penyiaran digital akan dipisahkan antara network provider (penyedia jaringan) dan content provider (penyedia konten),'' ujarnya. Dengan pembedaan tersebut dimungkinkan dalam penyelenggaraan penyedia jaringan yang jumlahnya tidak banyak namun membutuhkan investasi yang besar, dan bisa dilakukan oleh konsorsium.
Pemerintah telah menetapkan penggunaan standar TV digital yaitu DVB-T (Digital Video Broadcast Terestrial), sementara standar untuk radio digital masih dalam pengkajian.
Depkominfo juga telah menyelesaikan pemetaan kanal frekuensi untuk penyelenggaraan TV siaran digital terestrial, baik untuk penerimaan TV ''free to air'' maupun TV siaran digital bergerak (mobile TV).
Alokasi kanal frekuensi untuk layanan TV digital penerimaan tetap ''free to air'' DVB-T di Indonesia pada band IV dan band V UHF yaitu pada kanal 28 sampai 45 (total 18 kanal).
''Di tiap wilayah layanan dijatah 6 kanal, dimana satu kanal dapat diisi sejumlah 6 sampai 8 program siaran,'' katanya seraya berharap pada 2008 atau paling lambat pada 2009, era penyiaran digital di Indonesia dapat dimulai.
23 Agustus 2008
Depkominfo Stop Izin TV dan Radio Baru
18 Agustus 2008
Melawan Kemiskinan dengan Radio Pikonane
Berita dari Liputan6.com : Peraih nobel perdamaian, Amartya Sen, menemukan kemiskinan dan kelaparan seringkali terjadi akibat ketiadaan akses informasi. Itu pula yang terjadi di Yahukimo, Papua, tiga tahun lalu. Daerah ini terisolasi. Jika saja informasi soal gagal panen cepat tersebar, korban mati akibat kelaparan di Yahukimo akan bisa dicegah.
Ini pula yang melatarbelakangi Kantor Berita Radio 68H Jakarta mendirikan radio lokal di Yahukimo. Tepatnya pada 10 September 2007, radio komunitas Pikonane didirikan. "Masyarakat di sana awalnya tidak suka dengan kehadiran kami. Mereka menentang. Namun lambat laun masyarakat di situ memahami dan menerima radio itu," kata Kathe Vince Dimara, penyiar radio Pikonane pada SCTV, Ahad (17/8).
Menurut Kathe, ada perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah kehadiran Radio Pikonane. Masyarakat kini bisa mendapatkan informasi dari dalam dan luar Papua. "Bahkan mereka juga bisa membawa informasi sendiri ke kantor untuk diketahui warga di Kabupaten Yahukimo," tambah Kathe.
Kathe mencontohkan betapa besarnya peranan radio ini. Tiga bulan silam, salah seorang reporter mengunjungi salah satu distrik di Yahukimo. Pada saat bersamaan, tanaman ubi dan jalar warga terserang hama. Mereka bingung kemana harus mengadukannya. "Mereka minta reporter untuk menginformasikan," kata Kathe.
Berkaitan dengan HUT RI ke-63, warga di Yahukimo tidak bisa menyaksikan langsung upacara melalui televisi. Pendapatan masyarakat yang mayoritas hidup dengan bercocok tanam tidak cukup untuk membeli perlengkapan seperti televisi dan antena parabola. "Saya berharap tahun depan bisa direlay walau hanya didengarkan lewat radio," ujar Kathe.
Kendati demikian, warga di setiap desa di Yahukimo selalu turun ke lembah berkumpul mengikuti upacara memperingati HUT RI. Selama upacara berlangsung, warga tidak diperkenankan melakukan rutinitas apapun. Mereka pun antusias karena setelah upacara, digelar berbagai perlombaan, sama seperti yang dilakukan masyarakat di perkotaan.
14 Agustus 2008
Wapres Luncurkan Digitalisasi Radio dan Televisi
Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, Rabu (13/8) sore, dijadwalkan akan meluncurkan sistem Digitaliasi TV-Radio pertama di Indonesia. Menurut jadwal agenda wapres yang diterima Kompas, peluncuran sistem digitalisasi radio dan televisi itu akan dilakukan di auditorium TVRI di Jalan Gerbang Pemuda, Jakarta. Acara itu direncanakan dihadiri Menteri Negara Komunikasi dan Informasi Muhammad Nuh dan kalangan pertelevisian dan radio.
Namun, dari informasi yang diterima Kompas, program digitalisasi itu tidak termasuk Lembaga Penyiaran Publik TVRI, meski acaranya digelar di kompleks TVRI. Sejauh ini, TVRI masih tetap menggunakan jaringan analog. Kebanyakan stasiun televisi yang menggunakan sistem digitalisasi adalah stasiun televisi swasta.
Dengan menggunakan sistem digital, siaran radio dan televisi akan lebih jernih dan bersih ditangkap pendengar dan penontonnya. Dalam sistem ini, hanya dengan satu kanal saja, penonton bisa menangkap siaran sejumlah stasiun televisi.
08 Agustus 2008
Siaran Radio untuk Peningkatan Mutu Pendidikan
Menarik apa yang saya baca dari situs MBE (Managing Basic Education) dan USAID tentang upaya peningkatan mutu pendidikan berikut ini :
"Selamat malam anak-anak, inilah radio pendidikan SDN Sempu yang disiarkan langsung di studio mini SDN Sempu, Kecamatan Limpung Kabupaten Batang…" Itulah penggalan pembuka yang bisa kita dengar pada siaran radio pendidikan bila pada suatu malam Anda berada di tempat tersebut. Sapaan merdu sang penyiar radio, yang tidak lain adalah salah seorang guru SD tsb, disiarkan langsung oleh radio pendidikan SDN Sempu, pada gelombang 95,2 meter. Acara ini disiarkan pada malam tertentu mulai pukul 19 s.d 20, dan bisa didengar oleh siswa dan orangtua di desa itu .
Seperti dikatakan Kepala SDN Sempu, Bapak Setiarso, pada tahap awal, siaran radio yang baru menjangkau radius 5 km ini, dimaksudkan sebagai langkah inovatif yang dilakukan sekolah dalam upaya meningkatkan mutu dan kreativitas siswa. Kendati siaran ini belum secara periodik mengudara setiap malam, namun secara bertahap programnya akan diperbaiki dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran siswa.'Pada tahap awal, kami baru terbatas pada siaran radio untuk membimbing anak dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR) untuk matpel tertentu. Ke depan, kami akan meningkatkan mutu siaran dan ragam acara termasuk membina kreativitas, kesenian, dengan penyiar dari siswa itu sendiri', demikian tuturan ibu Nurul Faizah, salah seorang guru yang secara khusus diberi tugas untuk mengembangkan radio pendidikan SDN Sempu. Selamat untuk SDN Sempu. Adakah sekolah lain yang mau meniru ??
SDN Sempu Siap BerubahSD Sempu Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Jawa Tengah menunjukkan kesiapan untuk berubah, khususnya dalam menerapkan gagasan pembaharuan 'Managemen Berbasis Sekolah'. Pak H. Setiarso, Kepala SD ini, begitu bersemangat ketika menjelaskan beberapa jenis pembaharuan yang dilakukannya. SD ini sudah menerapkan azas keterbukaan dalam pencarian dan penggunaan dana. Beberapa sumber dana antara lain diperoleh dari koperasi sekolah, perkebunan, sumbangan masyarakat, pemerintah, dan peternakan. Pendapatan dana ini dipaparkan secara transparan di dinding sekolah. SD ini juga memiliki pemancar radio yang disiarkan setiap hari pada pukul 19.00 - 20.00 melalui gelombang 95,2 meter frekuensi AM. Daya siar gelombang ini dapat menjangkau kediaman siswa dalam radius sekitar 5 sampai 6 km.Semua guru yang berjumlah 10 orang mendukung program pembaharuan kepala sekolah. Misalnya, Ibu Nurul Faizah, guru kelas 6, mencoba menerapkan gagasan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) dengan cara mengelompokkan siswa dan menampilkan hasil karya individual siswa pada dinding pajangan.
Komentar saya :
Apakah radio siaran seperti ini tidak butuh izin dari Postel? Kalau iya, maka harus diberikan sebagai radio komunitas.
01 Agustus 2008
Radio Singapura Internasional Berhenti Mengudara
Siaran Radio Singapore International (RSI) tidak lagi mengudara mulai 1 Agustus 2008 karena MediaCorp. menghentikan program berbahasa Inggris, Indonesia, Melayu dan Mandarin di gelombang pendek pada radio tersebut. Penutupan itu menyebabkan kerjasama RSI dengan 19 radio di Sumatera, Jawa dan Bali, juga terhenti. Dirut KEI 102.3 FM Kristyanto di Batam, yang bermitra dengan RSI, menyatakan, merasa kehilangan pertukartan acara dan informasi.
Penghentian siaran tersebut telah disosialisasikan pengasuh RSI, sejak sebulan silam. Menurut Kris, MediaCorp juga sudah menawari Kei FM untuk bekerjasama dengan radio-radio lain di Singapura.
RSI beroperasi sejak 1994. Siaran dengan gelombang pendek (SW) radiusnya mencapai 1.600 km. Pendengarnya, sekitar setengah juta orang di Asia Tenggara, terutama di Malaysia Semenanjung dan Timur, Indonesia, Thailand, Kamboja dan Vietnam. Channel NewsAsia (CNA)--anak MediaCorp--memberitakan, setelah penutupan siaran empat bahasa RSI pada Kamis malam resmi dilakukan CEO MediaCorp Lucas Chow, stasiun transmisi di Kranji berhenti beroperasi.
Perkembangan teknologi media, mengubah kebiasaan pendengar. Mereka berpindah akses dari siaran radio SW ke radio FM, dan internet. Selain itu makin banyak masyarakat yang pindah ke CNA untuk mendapatkan informasi dan berita tentang perkembangan Singapura, kawasan dan global. Dengan demikian, siaran dalam empat bahasa di radio SW tidak lagi optional, kata manajemen MediaCorp.
Selamat jalan RSI, semoga tidak diikuti oleh radio-radio internasional lain yang bersiaran di gelombang SW.
11 Juli 2008
19 Radio Kehilangan Mitra Siaran dari Singapura
Sebanyak 19 stasiun Radio di Indonesia akan kehilangan mitra siarannya di Singapura menyusul ditutupnya siaran Bahasa Indonesia dan Melayu Radio Singapura Internasional (RSI), karena dianggap tidak efektif lagi dari sudut pandang Asia.
RSI yang bernaung di bawah MediaCorp akan mengudara dalam bahasa Indonesia-Melayu untuk terakhir kalinya pada 31 Juli 2008, kata Direktur Program RSI Siaran Bahasa Indonesia dan Melayu, Norshima Azis, dalam penjelasannya kepada wartawan di Medan. Menurut manajemen MediaCorp Singapura, efektivitas siaran radio dengan gelombang pendek (SW) tidak bisa lagi dipertahankan karena perobahan teknologi media dan pilihan pendengar akan sumber informasi, seperti dari internet dan radio FM.
Ia menambahkan, RSI yang mengudara di gelombang SW dalam bahasa Inggris, Mandarin, Melayu dan Indonesia, didirikan pada Februari 1994, dan khusus dalam siaran Bahasa Indonesia dan Melayu memiliki 19 mitra di Indonesia yang me-relay sejumlah program, seperti "Kabar dari Singapura". Sejumlah anak Indonesia tercatat sebagai crew atau pekerja profesional di RSI siaran Bahasa Indonesia-Melayu yang sudah akrab di telinga pendengar dan sumber beritanya di Indonesia, seperti Harry Suhartanto, Aji Rokhadi, Ni Wayan Suryatini, Vina dan Fika Rosemarie. "Kemungkinan kami disebar ke siaran lain atau stasiun TV yang juga berada di bawah MediaCorp Singapura, atau nganggur saja sekalian," kata Fika terkekeh.
07 Juli 2008
Pemancar Radio dan Risiko Leukemia
Sebuah penelitian yang diketuai oleh Dr. Mina Ha dari Dankook University College of Medicine yang dipublikasikan di The American Journal of Epidemiology, semakin menambah pendapat pro dan kontra atas hubungan medan elektromagnetik dengan kanker.
Buangan elektromagnetik bisa dari banyak sumber seperti peralatan rumah tangga, telepon selular, menara transmisi TV dan radio, dan sebagainya. Dalam studinya, peneliti berusaha mendapatkan penilaian yang akurat dari hubungan antara paparan gelombang energi radio pada anak dengan risiko terkena leukemia dan kanker otak. Dua jenis kanker itulah yang paling banyak dijumpai pada anak-anak.
Para peneliti telah mengukur medan magnet dan elektrik di sekitar menara transmisi radio AM di berbagai kawasan di Korea Selatan, menggunakan model matematika untuk memperkirakan paparan radiasi dari menara terhadap lingkungan di sekitarnya. Studi itu melibatkan 1.928 anak dengan leukemia, 956 dengan kanker otak, dan 3.082 anak sehat. Tim Ha menemukan anak-anak yang tinggal kurang dari dua mil dari menara radio, dua kali lebih besar untuk mengalami leukemia limfosit dibanding yang tinggal lebih dari 12 mil jauhnya dari menara.
Ketika para peneliti mengestimasi paparan radiasi menara, diketahui anak-anak yang sedikit paparannya, risiko terkena leukemia juga lebih rendah. Pada anak yang paparannya sedang, risiko terkena penyakit itu sekitar 39 persen, dan pada yang paparannya lebih besar risiko itu meningkat menjadi 59 persen. Tim Ha menyimpulkan, ”Ada efek karsinogenik dari energi yang dipancarkan menara radio AM.” Memang mereka menyatakan bahwa penelitian yang lebih mendalam perlu dilakukan untuk mengonfirmasi penemuan ini, juga untuk mempelajari mekanisme biologis pada proses tersebut.
Namanya juga masih pro-kontra, maka mereka yang bekerja di station radio khususnya harus mencari sumber pembanding lainnya agar tidak panik.
17 Juni 2008
Menghibur Warga Miskin Melalui Radio Komunitas
Bagi masyarakat miskin di seputar wilayah Cipinang Muara, Jakarta Timur, radio dua band model lama adalah kawan sejati. Dari radio itu, mereka selalu mendengar siaran radio Suara Warga Jakarta. Ini merupakan radio komunitas yang didirikan khusus bagi warga miskin. "Bagus, kita dapat informasi seperti orang hilang dan apa aja," kata Yeni, salah seorang pendengan radio ini. Sistem pengelolaan radio ini dari warga miskin, oleh warga miskin, dan untuk warga miskin. Maksudnya, seluruh acara yang disiarkan radio ini merupakan ide atau masukan dari warga. Seperti siaran musik dangdut atau berita tentang anak hilang. Selain itu, penyiar radio ini juga warga miskin. Abdul Majid, pedagang nasi goreng, adalah salah satunya.
Dengan pemancar seadanya, radio ini hanya bisa menjangkau radius siar tiga kilometer. Adalah Azas Tigor Nainggolan yang menggagas keberadaan radio komunitas untuk warga miskin. "Kita ingin ada media atau ruang untuk orang-orang miskin di Jakarta," kata Tigor. "Karena selama ini media mainstream kurang memberi ruang kepada kehidupan orang-orang miskin di Jakarta." Media mainstream adalah media yang sudah ada dan telah menajdi patokan umum. Seakan tak puas dengan radio komunitas, setiap hari Tigor berkeliling mengunjungi warga miskin. Kunjungan ini untuk sekedar berdiskusi yang dianggap Tigor sebagai obat agar hidupnya menjadi lebih bahagia. Merasa masih sulit menembus kebijakan formal pemerintah yang dianggap kurang berpihak kepada warga miskin, Tigor kini terus berkonsentrasi meneruskan radio komunitas ini. Pasalnya, banyak hambatan yang ditemui. "Frekuensi ini sudah tidak bisa lagi dipakai karena diisi radio komersil" kata Tigor. "Radio Suara Metro memakai kanal 107,7. Akibatnya radio komunitas tak bisa lagi siaran."Walau terus menemui hambatan, harus ada orang yang memberikan pelayanan bagi rakyat miskin, kata Tigor. Apalagi, di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak yang membuat harga kebutuhan pokok naik, rakyat miskin harus tetap dihibur, dibantu, dan dilindungi.
Dua Radio Jakarta Incar Kanal AM
Disaat hampir semua radio di tanah air berharap mendapatkan frekuensi FM untuk mengudara, dua radio yang ada di Jakarta yakni PT Radio Vineyard Indonesia dan PT Radio Media Marzuki justru menginginkan frekuensi AM. Bahkan, dua radio tersebut berkeyakinan berada di kanal AM seterusnya jika mendapatkan izin penyelenggaraan penyiaran (IPP). Kenginan dua radio tersebut terungkap dalam evaluasi dengar pendapat (EDP) antara KPI Pusat dan lima lembaga penyiaran asal wilayah Jakarta di Kantor KPI Pusat, Jakarta, hari ini (16/6).
Menurut perwakilan dari salah satu radio tersebut, kanal AM atau radio AM sangat cocok bagi masyarakat pendengar kalangan menengah ke bawah, meskipun dari sisi audionya tidak sebaiknya FM yang sudah stereo. Salah satu narasumber dari Balai Monitoring Jakarta, Harapan Nababan menyatakan, penggunaan kanal AM memang sudah cukup lama ditinggalkan oleh kalangan radio di tanah air. Namun, sekarang-sekarang ini, lanjutnya, permintaan dari kalangan lembaga penyiaran pada kanal AM sedang meningkat.Mendengarkan keinginan ke dua radio tersebut, Anggota KPI Pusat, Amar Ahmad menyatakan apresiasinya. Menurutnya, tidak banyak radio yang bersiaran di Jakarta menginginkan frekuensi AM. “Saya sangat mendukung semangat ke dua radio ini memperoleh kanal AM. Tidak banyak radio yang menginginkan kanal AM,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam sesi tanya jawab, tokoh masyarakat, Paulus Widiyanto menekankan kepada dua radio untuk menciptakan ciri khas tersendiri yang menjadikannya lain dari yang lain. Selain itu, dia juga mengharapkan agar pihak manajamen radio bisa meningkatkan kesejahteraan karyawannya.
Pada saat yang sama, Anggota KPI Pusat, Don Bosco Selamun menyatakan bahwa setiap siaran radio harus bisa membuat tenang para pendengarnya. Selain itu, radio juga mesti dapat memberikan inspirasi kepada para pendengarnya. Dalam EDP sesi pertama ini hadir juga anggota KPI Pusat, S.Sinansari ecip, Bimo Nugroho Sekundatmo. Hadir pula perwakilan Ditjen SKDI, Balmon, Tokoh Akademisi dan Tokoh Masyarakat.
08 Juni 2008
KPU Bisa Manfaatkan Radio Komunitas untuk Sosialisasi Pemilu
Radio komunitas bisa dibidik KPU sebagai partner media untuk program sosialisasi pemilu 2009 kepada masyarakat. Ruang keterlibatan radio komunitas ini, menurut anggota KPI Pusat Mochamad Riyanto akan diakomodasi dalam peraturan KPI Pusat tentang pengaturan siaran pemilu di lembaga penyiaran.”Radio komunitas perlu dibidik karena memiliki kekhasan dibandingkan lembaga penyiaran swasta atau publik. Selain memiliki segmen khusus, kategori lembaga penyiaran komunitas memungkinkan mereka bersiaran tanpa harus diseling-selingi oleh siaran iklan sehingga bisa lebih maksimal,” ungkap Riyanto. Kerjasama dalam sosialisasi pemilu ini, menurut Riyanto, bisa diwujudkan melalui diseminasi materi voters information, seperti informasi yang berkenaan dengan jadwal pemilu, tata cara memilih, maupun informasi lainnya yang intinya untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi pemilih terhadap proses pemilu. ”Ini adalah bagian dari pelayanan masyarakat dari radio komunitas,” terangnya. Riyanto menambahkan bahwa yang terpenting adalah lembaga penyiaran komunitas harus menjunjung kepentingan publik dengan menjaga netralitas dan independensinya. Oleh karena itu, Riyanto berharap asosiasi atau jaringan radio komunitas dapat berperan penting mengawal hal ini. ”prinsip nonpartisan harus dijunjung seperti tidak diperkenankan menerima iklan kampanye untuk kepentingan peserta pemilu tertentu,” lanjut anggota bidang Kelembagaan KPI Pusat ini.
Read More ..04 Juni 2008
Postel Tidak Perpanjang Izin Dua Radio Di Jateng
Direktorat Jenderal (Ditjend Postel) memutuskan tidak akan memperpanjang izin siaran radio (ISR) dua radio di Jawa Tengah yakni PT Swara Slawi Ayu Tri Utama (Radio Rasella) dan PT Radio Cipta Muda Binangkit (CMB). Meskipun demikian, ke dua radio tersebut tetap harus membayar tunggakan biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi. Hal itu dituliskan pada siaran pers Ditjend Postel Siaran Pers No.64/DJPT.1/Kominfo/6/2008 tertanggal 2 Juni 2008.
Selain itu, Postel juga menegaskan, akan menindak tegas setiap lembaga penyiaran yang menggunakan langsung atau adanya pemindahan tangan kanal ke dua radio tersebut tanpa memperoleh izin dari menteri. Adapun kanal yang digunakan sebelumnya oleh PT. Swara Slawi Ayu Tri Utama (Radio Rasella) yakni frekuensi 104.4 MHz (kanal 169) dan PT. Radio Cipta Muda Binangkit (CMB), frekuensi 99.8 MHz (kanal 113).
Di jelaskan juga dalam siaran pers tersebut, bahwa dengan tidak diperpanjangnya ke dua ISR radio tersebut, maka penggunaan frekuensi yang sudah tidak terpakai dapat dioptimalkan untuk dimanfaatkan oleh pengguna lain dengan mekanisme seleksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Postel juga menceritakan, keputusan tersebut juga didasari adanya surat dari KPID Jateng Nomor: 5/KPID-JTG/I/2008 dan Nomor : 8/KPID-JTG/I/2008 yang melaporkan bahwa kedua radio sudah tidak bersiaran lebih dari tiga bulan tanpa memberi pemberitahuan ke KPID.
05 Mei 2008
ANTERO, Kantor Berita Radio Pertama di Aceh
KBR68H tidak lagi melenggang sendirian karen asejak akhir 2006 lalu, telah mengudara Kantor Berita Radio (KBR) ANTERO yang diklaim sebagai radio satelit pertama di Aceh. Siaran Antero dipancarkan langsung melalui satelit dengan satelit Palapa C2 yang bisa didengar di seluruh Aceh dan Asia Pasifik. "Untuk Aceh, Antero diperkuat siarannya oleh jaringan-kerjasama radio lokal lainnya di Aceh. Bahkan, siaran kita bisa didengar di seluruh dunia lewat perangkat live streaming,"ujar Uzair Managing Director, KBR Antero.
Antero dibangun dengan investasi Rp 1,2 miliar mengaku menggaji karyawan di atas standar Upah Minimum Provinsi (UMP). Uzair menyebutkan operasional sebulan rata-rata Rp 50 juta dan yang terbesar untuk gaji 30 karyawan. "Target tahun ini kita akan meraih tingkat Break Event Point (BEP)," tambah Uzair yang belajar di kantor pusat Radio Deutsche Welle, Koln, Jerman.
Menurut Uzair, gaya Antero penggabungan gaya siaran Radio BBC London dengan Radio Deutsche Welle dan KBR 68 H. Dijelaskan, memberitakan Aceh tidak hanya mencatat korban berdasarkan statistik, tetapi mengungkap dampak dari suatu peristiwa atau tragedi. Misalnya kasus kekerasan terhadap anggota KPA di Atu Lintang Aceh Tengah, pihaknya menyajikan berita Atu Lintang lewat pengungkapan dampak kasus ini bagi isteri dan anak keluarga korban Atu Lintang. "Intinya, kita selalu berusaha mengembangkan jurnalisme damai dan membangun solusi damai lewat sajian berita," promosi Uzair.
Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Aceh Thamrin Ananda menyatakan KBR Antero telah menjadi radio berita yang sangat penting di Aceh. Radio ini sangat menarik bagi warga masyarakat Aceh. Media ini, sambungnya tak sekadar menyajikan berita ke publik, tetapi juga mampu mendidik publik lewat sajian pemberitaannya. "Media ini berusaha mengembangkan jurnalisme damai dengan baik," puji Thamrin Ananda kepada wartawan.
01 Mei 2008
Susunan Pengurus PRSSNI 2008-2011
Dewan Penasehat :
Dewan Kehormatan Standar Profesional Radio Siaran :