09 November 2008

Selama Masih Kuat Akan Tetap Mengudara

Harian Kompas Minggu : Radio memang sudah menjadi jalan hidup Yu Beruk (56), yang bernama asli Sumisih Yuningsih. Dua puluh tiga tahun sudah ia siaran di Radio Republik Indonesia (RRI) Yogyakarta, dan saat ini sebenarnya ia sudah harus menikmati masa pensiun. Sejak Januari 2008, Yu Beruk resmi menyandang status ”pensiunan yang masih siaran”.
RRI Yogyarakarta belum menemukan pengganti Yu Beruk untuk memandu siaran pedesaan, sandiwara Jawa, ketoprak, dan dagelan Mataram. ”Kalau yang seperti saya ya susah, mungkin karena harus mulai dari nol. Kebetulan saya juga masih senang kok, cuap-cuap di depan mikrofon,” ujarnya. Hanya saja, tugas Yu Beruk sebetulnya tidak sekadar cuap- cuap. Ia harus pula mencari tambahan tenaga untuk siaran ketoprak dan dagelan Mataram lantaran sudah banyak pemain yang pensiun. Untuk acara ketoprak dan dagelan Mataram, ia harus bekerja dalam tim, yang jumlahnya 40 orang. ”Nah, orangnya mreteli, satu per satu pensiun, juga ada yang meninggal. Sekarang tinggal tujuh orang. Kalau mau siaran, saya terpaksa manggil teman yang sudah pensiun itu,” kata Yu Beruk.

Yu Beruk bergabung dengan RRI Yogyakarta pada tahun 1985 dengan ijazah SMP. Saat itu, RRI membutuhkan tenaga ahli, dan setelah serangkaian tes, Yu Beruk diterima. ”Ijazah SMP saja bisa jadi tenaga ahli,” kata Yu Beruk seraya tertawa. Menjadi tenaga ahli di RRI tidak terlepas dari latar belakang Yu Beruk sebagai pemain ketoprak tobong (ketoprak keliling) yang sudah melanglang buana ke seantero Jawa. Ketika masuk RRI, mudah bagi Yu Beruk memandu program ketoprak dan dagelan Mataram. Bertahun-tahun, Yu Beruk lekat dengan siaran bahasa Jawa- nya, juga lawakannya di radio. Pernah suatu saat ada penggemar datang ke RRI, tetapi begitu melihat Yu Beruk lantas tidak jadi ketemu. ”Kaget karena ternyata saya tidak seperti dibayangkan ha-ha-ha,” katanya. Di masa pensiun ini, ia belum mau berhenti meski delapan anaknya sudah hidup mapan dan ia sudah diberi 16 cucu. ”Saya ini orang seni, selama masih hidup, selalu siap tampil kapan pun,” katanya.

Perasaan serupa dirasakan Bung Tan (66), yang inginnya terus bekerja di radio meski sudah pensiun. Penyiar dengan nama asli Machfudz Wartaham ini sudah 28 tahun siaran di Radio Kayu Manis (RKM), Jakarta, tetapi enggan lengser meski sebenarnya sudah tak digaji selayaknya karyawan yang masih aktif. ”Kalau tidak siaran, saya bingung mau apa. Saya tidak mau di-PHK,” kata ayah tiga putri dan enam cucu yang sebelum bergabung di RKM pernah menjadi penyiar di Radio Irama Indah pada tahun 1970-an.

Tidak ada komentar: